10 C
New York
Tuesday, October 15, 2024

Pasukan Perdamaian PBB Tak Mau Angkat Kaki dari Lebanon

Beirut, MISTAR.ID

Pasukan Perdamaian PBB (UNIFIL) di Lebanon menolak permintaan Israel untuk menarik pasukan penjaga perdamaian di Lebanon selatan. Meskipun lima personel mereka terluka dan beberapa fasilitas rusak akibat pertempuran antara militer Israel dan kelompok Hizbullah, UNIFIL menegaskan akan tetap berada di wilayah tersebut.

“Ada keputusan bulat untuk tetap tinggal karena penting agar bendera PBB tetap berkibar tinggi di kawasan ini, serta untuk terus melaporkan kepada Dewan Keamanan PBB,” tegas Juru bicara UNIFIL, Andrea Tenenti, seperti dilansir detik, Selasa (15/10/24).

Pasukan UNIFIL yang berada di perbatasan Lebanon ada sekitar 9.500 tentara dari berbagai negara termasuk Indonesia. UNIFIL bertugas memantau gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah sejak 2006. Peran mereka diperkuat oleh Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang menetapkan bahwa hanya militer Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB yang diizinkan berada di Lebanon selatan.

Baca juga: Israel Ungkap Alasan Serang Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon

Tenenti menjelaskan bahwa pertempuran antara militer Israel dan Hizbullah telah menyebabkan kerusakan besar di posisi-posisi UNIFIL.

“Pekerjaan kami sangat sulit karena banyak kerusakan, bahkan di dalam pangkalan. Semalam, pada posisi pasukan penjaga perdamaian dari Ghana, ledakan di sekitar pangkalan begitu kuat hingga menghancurkan beberapa kontainer rusak parah,” lanjutnya.

Tenenti juga menyampaikan kekhawatiran akan meningkatnya ketegangan yang dapat berubah menjadi konflik regional besar.

“Ini berisiko segera menjadi konflik regional dengan dampak bencana bagi semua pihak,” ucapnya.

Dia menekankan bahwa menyerang pasukan penjaga perdamaian adalah pelanggaran berat terhadap hukum kemanusiaan internasional.

Baca juga: Israel Kembali Serang Pangkalan UNIFIL di Lebanon, Simak Kronologinya

“Tidak ada solusi militer untuk situasi ini. Konflik harus diselesaikan melalui jalur politik dan diplomatik. Bahaya sudah sangat dekat dengan konsekuensi bencana bagi kawasan ini,” pungkasnya. (detik/hm20)

Related Articles

Latest Articles