Wednesday, February 12, 2025
logo-mistar
Union
INTERNATIONAL

Mesir akan Gelar KTT Arab Bahas Perkembangan Serius Terkait Palestina

journalist-avatar-top
By
Monday, February 10, 2025 14:28
41
mesir_akan_gelar_ktt_arab_bahas_perkembangan_serius_terkait_palestina

Ilustrasi bendera Mesir. (f: Anadolu Agency/mistar)

Indocafe

Kairo, MISTAR.ID

Mesir akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak atau KTT negara-negara Arab pada 27 Februari mendatang untuk membahas perkembangan serius terbaru terkait Palestina.

Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan, pertemuan puncak darurat Arab itu akan diadakan untuk menggalang dukungan regional menentang rencana Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mengusulkan pemindahan warga Palestina dari Jalur Gaza ke Mesir dan Yordania, sekaligus membangun kendali AS atas wilayah pesisir tersebut.

Dilansir dari kantor berita AFP Senin (10/2/25), dalam pernyataan yang dirilis pada Minggu (9/2/25) waktu setempat, disebutkan bahwa pertemuan tersebut diadakan setelah Mesir melakukan konsultasi ekstensif dengan negara-negara Arab tingkat tertinggi dalam beberapa hari terakhir, termasuk Palestina, yang meminta diadakannya pertemuan puncak ini untuk membahas perkembangan serius terkait masalah Palestina.

"Itu termasuk koordinasi dengan Bahrain, yang saat ini menjadi ketua Liga Arab," kata pernyataan tersebut.

Sebelumnya, pada hari Jumat lalu, Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty, berbicara dengan mitra-mitra regional, termasuk Yordania, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab, untuk memperkuat penolakan terhadap pemindahan paksa warga Palestina dari tanah mereka.

Minggu lalu, Trump mengemukakan gagasan untuk mengambil kendali atas Gaza, dengan mengusulkan pembangunan kembali wilayah yang hancur akibat perang tersebut menjadi "Riviera Timur Tengah" setelah memindahkan warga Palestina ke tempat lain, seperti Mesir dan Yordania.

Pernyataan tersebut telah memicu reaksi keras dari berbagai pihak di dunia, dan negara-negara Arab dengan tegas menolak usulan itu. Mereka tetap berpegang pada solusi dua negara, dengan mendirikan negara Palestina yang merdeka di samping Israel. (detik/hm24)

journalist-avatar-bottomRedaktur Syahrial Siregar