Tuesday, February 11, 2025
logo-mistar
Union
INTERNATIONAL

Libya Temukan Kuburan Massal Berisi Jenazah 28 Migran

journalist-avatar-top
By
Monday, February 10, 2025 09:37
33
libya_temukan_kuburan_massal_berisi_jenazah_28_migran

Libya Temukan Kuburan Massal Berisi Jenazah 28 Migran)

Indocafe

Tripoli, MISTAR.ID

Pihak berwenang Libya telah menemukan sebuah kuburan massal yang berisi jenazah 28 migran asal sub-Sahara di distrik tenggara Kufra, dekat lokasi tempat mereka diduga ditahan dan disiksa.

Kantor Jaksa Agung dalam sebuah pernyataannya menyebutkan bahwa kuburan tersebut ditemukan setelah penggerebekan di lokasi perdagangan manusia, di mana pihak berwenang berhasil membebaskan 76 migran sub-Sahara yang telah ditahan dan disiksa.

"Penggerebekan tersebut menargetkan sekelompok geng yang dengan sengaja merampas kebebasan imigran ilegal, menyiksa mereka, serta memperlakukan mereka dengan cara yang kejam, memalukan, dan tidak manusiawi," kata kantor tersebut.

Mayat-mayat itu telah dikubur di sekitar tempat penahanan dan tiga orang telah ditangkap, satu warga Libya dan dua warga negara asing.

Foto-foto yang diunggah bersama pernyataan tersebut di media sosial menunjukkan para migran yang tampak kurus kering, dengan bekas luka di wajah, anggota tubuh, dan punggung mereka.

Libya telah berjuang untuk pulih dari kekacauan yang terjadi setelah pemberontakan yang didukung NATO pada tahun 2011 yang menggulingkan diktator lama Moamer Kadhafi.

Negara ini masih terpecah antara pemerintah Dbeibah yang diakui PBB dan otoritas saingan di timur yang didukung oleh tokoh militer Khalifa Haftar. Penyelundup dan pedagang manusia telah memanfaatkan ketidakstabilan ini sejak saat itu.

Libya telah lama dikritik atas perlakuan terhadap migran dan pengungsi, dengan tuduhan dari kelompok-kelompok hak asasi manusia terkait pemerasan hingga perbudakan.

Terletak sekitar 300 kilometer (186 mil) dari Italia, Libya menjadi titik keberangkatan utama bagi migran, terutama dari negara-negara Afrika sub-Sahara, yang mengambil risiko menempuh perjalanan berbahaya melintasi Laut Mediterania untuk mencari kehidupan yang lebih baik di Eropa.

Bulan lalu, pihak berwenang menangkap dua orang yang dituduh menyiksa dan menahan 263 migran ilegal untuk memeras uang tebusan di El Wahat, Libya timur.

Jaksa penuntut menyatakan bahwa para migran tersebut ditahan untuk memaksa keluarga mereka membayar $17.000 sebagai imbalan atas pembebasan migran Somalia, dan membayar $10.000 sebagai imbalan atas pembebasan migran Eritrea.

Pada bulan Maret tahun lalu, sebuah kuburan massal berisi sedikitnya 65 jenazah migran ditemukan di Libya barat daya, menurut laporan dari Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) Perserikatan Bangsa-Bangsa.

"Biaya dari tindakan yang tidak memadai terbukti dari meningkatnya kematian manusia dan kondisi yang mengerikan yang dialami oleh para migran," kata IOM. (detik/hm24)

journalist-avatar-bottomRedaktur Syahrial Siregar