9.3 C
New York
Saturday, May 4, 2024

Lagi, Demo dan Kericuhan Pecah di Sejumlah Kota AS

New York, MISTAR.ID

Aksi demo dan kericuhan pecah di sejumlah kota di sejumlah daerah di Amerika Serikat, yang dipicu keputusan jaksa terhadap polisi yang menembak mati seorang perempuan kulit hitam, Breonna Taylor.

Demo itu terjadi di Louisville, New York, Chicago, Boston, Washington, Philadelphia, hingga Los Angeles pada Rabu (23/9/20). Para aktivis pendukung kulit hitam turun ke jalan menolak proses hukum tersebut.

Baca Juga:Dampak Ricuh Rasisme, Apple Kembali Menutup Toko di AS

Pedemo menuntut keadilan atas kematian Breonna Taylor yang tewas di tangan polisi.

Lewat pesan singkat, Kamis (24/9/20), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah, mengatakan secara umum kondisi warga negara Indonesia di AS berada dalam keadaan baik.

“Secara umum baik,” kata Faizasyah.

Seperti dilansir CNN, Demonstrasi berubah menjadi ricuh setelah jaksa penuntut menyatakan dua polisi yang menembak Breonna Taylor dinyatakan tidak bersalah. Kedua petugas dinyatakan telah dibenarkan menggunakan kekerasan untuk melindungi diri, setelah terlibat baku tembak dengan kekasih Taylor.

Baca Juga:Aksi Protes Ricuh, Minneapolis Berlakukan Jam Malam

Satu-satunya dakwaan dikenakan kepada seorang petugas polisi, Brett Hankison. Dia dikenai tiga dakwaan membahayakan secara ceroboh karena menembak ke dalam rumah di sebelah rumah Taylor, di mana terdapat orang di dalamnya.

Biro Investigasi Federal (FBI) masih menyelidiki potensi pelanggaran hukum federal sehubungan dengan penggerebekan di rumah Taylor pada 13 Maret.

Taylor adalah seorang teknisi di ruang gawat darurat. Dia tewas akibat terjebak dalam baku tembak, setelah tiga polisi berpakaian bebas muncul di depan pintunya pada tengah malam untuk menjalankan surat perintah penggeledahan.

Pacar Taylor, Kenneth Walker, yang saat kejadian berada di tempat tidur bersamanya, lantas mengambil pistol dan terlibat baku tembak dengan petugas. Dia mengira bahwa petugas polisi itu adalah penjahat.

Petugas polisi yang saat itu tidak mengaktifkan kamera tubuh, menembak Taylor beberapa kali. Seorang sersan polisi turut terluka dalam kejadian itu.

Keputusan hukum itu memicu aksi demo di sejumlah daerah di AS. Di Portland, Oregon, demo terus berjalan meski memasuki tengah malam di. Para pengunjuk rasa masih berdemo di jalanan, meski polisi mendesak mereka membubarkan diri.

Sebelumnya polisi telah menyatakan bahwa massa yang tergabung dalam aksi itu melanggar hukum karena aksi demo tersebut ilegal.

Sedangkan di Seattle, Washington, para pengunjuk rasa mulai bentrok dengan aparat penegak hukum setempat.

“Para pengunjuk rasa saat ini melemparkan botol kaca ke petugas di Jalan 11/Pine,” cuit Kepolisian Seattle melalui Twitter.

“Para pengunjuk rasa mulai melempar kembang api ke East Precinct yang hampir mengenai petugas. Sebagian besar pengunjuk rasa berada di persimpangan Jalan 11/Pine,” cuit polisi.

Polisi menambahkan bahwa mereka telah menembakkan semprotan merica setelah pengunjuk rasa merusak kamera keamanan di East Precinct, dan delapan orang telah ditangkap.

Sedangkan di kawasan Pantai Barat, pengunjuk rasa juga tetap berada di jalan melewati tengah malam.

Mereka memadati pusat kota Los Angeles, California, di mana beberapa demonstran memblokir kendaraan polisi.

Sedangkan di San Diego, California, anggota kepolisian meminta ratusan pengunjuk rasa untuk membubarkan diri dari pusat kota. Polisi juga mengumumkan aksi itu sebagai keramaian yang tidak sah.

“Menanggapi tindakan kekerasan dan vandalisme, aksi protes di depan gedung Markas SDPD (1401 Broadway) sekarang telah dinyatakan sebagai pertemuan yang melanggar hukum,” tulis Kepolisian San Diego dalam sebuah pernyataan.

Polisi menyatakan para demonstran dapat ditangkap jika mereka tidak membubarkan diri.(cnnindonesia.com/hm01)

Related Articles

Latest Articles