Tuesday, February 11, 2025
logo-mistar
Union
INTERNATIONAL

Imbas Krisis Tenaga Kerja akibat Invasi, Rusia Impor Buruh dari Korut

journalist-avatar-top
By
Tuesday, February 11, 2025 09:44
42
imbas_krisis_tenaga_kerja_akibat_invasi_rusia_impor_buruh_dari_korut

Presiden Korea Utara, Kim Jong Un bersama tentaranya. (f: AFP/mistar)

Indocafe

Seoul, MISTAR.ID

Dinas Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) melaporkan bahwa Korea Utara (Korut) mengirim ribuan pekerja ke Rusia pada 2024, termasuk pasukan militernya.

Dalam laporannya baru-baru ini, NIS mengungkapkan bahwa Korea Utara telah mengirim ribuan pekerja untuk berbagai proyek konstruksi di berbagai wilayah Rusia sepanjang tahun lalu. Jumlah ini lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya yang muncul pada Oktober 2024.

NIS menyebutkan sekitar 4.000 pekerja Korea Utara diperkirakan sudah berada di Rusia, dengan masing-masing pekerja menerima gaji bulanan sekitar US$800 (Rp12,6 juta).

Menurut Wi Sung-lac, anggota Partai Demokrat Korea yang pernah menjabat sebagai Duta Besar Seoul untuk Rusia, perekrutan pekerja Korea Utara kemungkinan bertujuan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja di sektor konstruksi akibat invasi Rusia ke Ukraina yang berkepanjangan.

"Saya pikir pekerja Korea Utara direkrut untuk menggantikan tenaga kerja yang telah direkrut untuk perang," kata Wi kepada The Korea Herald.

Wi menambahkan bahwa sebelum ada sanksi internasional, jumlah pekerja Korea Utara yang dikirim ke luar negeri bisa mencapai puluhan ribu. "Namun sekarang, karena ada sanksi, mereka seharusnya tidak diperbolehkan mengirim pekerja sama sekali," ujarnya.

Pengiriman pekerja Korea Utara ke luar negeri melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB 2375. Resolusi tersebut melarang penerbitan izin kerja bagi tenaga kerja Korea Utara dan mewajibkan seluruh pekerja Korea Utara yang ada di luar negeri untuk kembali ke negaranya sebelum akhir Desember 2019.

Namun, Korea Utara dan Rusia diduga menghindari larangan ini dengan memanfaatkan visa pelajar serta celah hukum lainnya.

Sementara itu, NIS belum mengonfirmasi klaim Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada 7 Februari lalu yang menyatakan bahwa tentara Korea Utara telah kembali ke garis depan di wilayah Kursk, Rusia, dekat perbatasan Ukraina.

Pada Januari lalu, NIS melaporkan bahwa pasukan Korea Utara tampaknya telah ditarik dari operasi di Kursk, kemungkinan karena mengalami kerugian besar dalam pertempuran.

Berdasarkan data per Januari, NIS memperkirakan sedikitnya 300 tentara Korea Utara yang bertempur di Rusia telah tewas, sementara 2.700 lainnya mengalami luka-luka.

Menurut NIS, sejak Oktober 2024, Korea Utara telah mengirim sekitar 11.000 tentara ke Rusia untuk membantu invasi Ukraina. Setiap tentara Korea Utara dilaporkan menerima bayaran sekitar US$2.000 (Rp31,6 juta) per bulan. (mtr/hm24)

journalist-avatar-bottomRedaktur Syahrial Siregar

RELATED ARTICLES