10.6 C
New York
Wednesday, April 17, 2024

Hubungan Biden – Netanyahu Memburuk Pasca Resolusi Gencatan Senjata DK PBB

Washington, MISTAR.ID

Hubungan antara Presiden Joe Biden dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu merosot ke titik terendah sejak masa perang Israel – Palestina dimulai paa 7 Oktober 2023 lalu.

Amerika Serikat (AS) telah mengambil keputusan abstain untuk mengesahkan resolusi gencatan senjata Gaza di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Senin (25/3/24). Keputusan itu menuai kecaman tajam dari pemimpin Israel.

Netanyahu mendadak membatalkan kunjungan ke Washington pekan ini oleh sebuah delegasi senior untuk membahas ancaman serangan Israel di kota Rafah, Gaza selatan, setelah AS abstain dalam pemungutan suara di Dewan Keamanan (DK) PBB yang menuntut gencatan senjata segera antara Israel dan Hamas serta pembebasan semua sandera yang ditahan oleh militan Palestina.

Baca juga: Mantan PM Israel Minta Netanyahu Mundur

Penangguhan pertemuan tersebut menjadi hambatan baru bagi upaya AS, yang khawatir dengan bencana kemanusiaan yang semakin parah di Gaza, untuk membuat Netanyahu mempertimbangkan alternatif lain selain invasi darat ke Rafah, tempat perlindungan terakhir yang relatif aman bagi warga sipil Palestina.

Ancaman serangan itu telah meningkatkan ketegangan antara Amerika Serikat dan Israel, dan menimbulkan pertanyaan tentang apakah AS akan membatasi bantuan militer jika Netanyahu menentang Biden dan tetap maju.

“Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan antara pemerintahan Biden dan Netanyahu mungkin mulai runtuh,” kata Aaron David Miller, mantan negosiator Timur Tengah untuk pemerintahan Partai Republik dan Demokrat.

“Jika krisis ini tidak dikelola dengan hati-hati, maka krisis ini akan terus memburuk,” imbuhnya.

Keputusan Biden untuk abstain di PBB, yang muncul setelah berbulan-bulan sebagian besar berpegang pada kebijakan lama AS untuk melindungi Israel di badan dunia tersebut, tampaknya mencerminkan meningkatnya frustrasi AS terhadap pemimpin Israel.

Presiden yang mencalonkan diri untuk terpilih kembali pada bulan November, menghadapi tekanan tidak hanya dari sekutu-sekutu Amerika tetapi juga dari sejumlah anggota Partai Demokrat untuk mengendalikan respon militer Israel terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.

Baca juga: Rusia Ragukan ISIS Berada di Balik Penyerangan Gedung Teater

Netanyahu menghadapi tantangan-tantangan domestiknya sendiri, tak terkecuali tuntutan dari anggota-anggota koalisi sayap kanannya yang menginginkan garis keras terhadap Palestina.

Ia juga harus meyakinkan keluarga para sandera bahwa pihaknya melakukan segalanya untuk membebaskan mereka, sementara menghadapi protes yang sering kali menuntut pengunduran dirinya.

Ketika kantor Netanyahu mengumumkan pembatalan kunjungan tersebut, ia mengatakan bahwa kegagalan AS untuk memveto resolusi tersebut merupakan ‘kemunduran yang jelas’ dari posisi sebelumnya dan akan merugikan upaya perang Israel. (Mtr/hm22)

Related Articles

Latest Articles