18.9 C
New York
Wednesday, May 8, 2024

Enam Negara Persemakmuran Ingin Lepas Sepenuhnya dari Inggris, Ini Alasannya

Jakarta, MISTAR.ID

Setelah mewarisi takhta dari Ratu Elizabeth II, Raja Charles III harus langsung menghadapi keinginan dari enam negara yang telah lama ingin melepaskan diri dari Persemakmuran Inggris.

Antigua dan Barbuda menjadi negara teranyar yang menyatakan keinginan mereka untuk lepas dari Persemakmuran Inggris.

Keinginan itu diutarakan tak lama setelah Raja Charles mewarisi takhta usai Ratu Elizabeth meninggal dunia pada pekan lalu.

Selain Antigua, ada Jamaika, Belize, Bahama, Grenada, dan St. Kitts dan Nevis yang menyatakan hal serupa, ingin sepenuhnya “lepas” dari Kerajaan Inggris.

Baca juga:Inggris Dilanda Kelangkaan Makanan

Sebanyak 56 negara sampai saat ini masih setia menjadi anggota Persemakmuran Inggris.

Seluruh 56 negara itu terdiri dari sejumlah negara besar, kecil, hingga negara kepulauan yang terletak dari Eropa, Afrika, Amerika, Asia, hingga Pasifik dengan total 2,5 miliar penduduk.

Meski begitu, hanya 15 negara Persemakmuran yang sampai saat ini menjadikan Raja dan Ratu Inggris sebagai kepala negara mereka.

Mengapa enam negara tersebut ingin melepaskan status sebagai negara Persemkamuran Inggris?

1. ‘Merdeka’ Sepenuhnya
Perdana Menteri Antigua dan Barbuda, Gaston Browne, membeberkan salah satu alasan negaranya ingin mengadakan referendum untuk mengganti status dari Persemakmuran menjadi negara Republik. Ia mengatakan referendum akan digelar setidaknya dalam tiga tahun ke depan.

“Ini merupakan masalah yang harus ditindaklanjuti menggunakan referendum masyarakat untuk memutuskan,” kata Browne, dikutip dari NPR.

“Ini bukan merupakan bentuk sikap tak hormat kepada monarki. Ini bukan aksi kekerasan, ataupun perbedaan antara Antigua dan Barbuda kepada monarki. Ini adalah langkah menyelesaikan lingkaran kemerdekaan untuk mencapai kedaulatan nasional yang sebenarnya.”

Meskipun mendorong referendum pembentukan negara Republik, Browne menegaskan Antigua dan Barbuda akan tetap menjadi anggota Persemakmuran.

Serupa dengan Antigua dan Barbuda, alasan utama Jamaika ingin lepas dari Persemakmuran adalah untuk menjadi negara yang sepenuhnya “merdeka”.

Sebagaimana diberitakan Associated Press, Perdana Menteri Jamaika, Andrew Holness, menyampaikan niatnya tersebut kala bertemu dengan Pangeran William dan Kate pada Maret 2022 lalu.

“Kami ingin maju terus. Kami ingin mencapai ambisi kami sebenarnya dan takdir kami sebagai negara merdeka,” kata Holness.

Inggris sendiri berkuasa atas Jamaika selama lebih dari 300 tahun, memaksa ratusan ribu budak Afrika di tanah itu bekerja dalam kondisi brutal.

Jamaika meraih kemerdekaan pada Agustus 1962, tetapi masih tetap menjadi anggota persemakmuran.

Belize juga mengungkapkan kedaulatan dan kemerdekaan penuh sebagai alasan ingin lepas dari Persemakmuran.

“Proses dekolonisasi sedang berkembang di wilayah Karibia,” ujar Menteri Konstitusi dan Reformasi Politik Belize, Henry Charles Usher, kepada parlemen, seperti dilansir The Independent.

“Mungkin ini waktu bagi Balize untuk mengambil langkah selanjutnya dalam benar-benar memiliki kemerdekaan kami. Namun, isu itu merupakan keputusan masyarakat Belize,” katanya.

Baca juga:Raja Charles Akan Berhadapan dengan Sejumlah Persoalan, Mulai dari Pelecehan hingga Rasisme Kerajaan

2. Kerajaan Inggris Tak Relevan Lagi

Kepala Komite Reparasi Nasional Grenada, Arley Gill, mengatakan bahwa salah satu alasan negaranya ingin keluar dari Persemakmuran adalah keluarga Kerajaan Inggris telah kehilangan “relevansi dan kepentingan mereka” terhadap warga Grenada.

“Saat berbicara dengan masyarakat umum setiap hari, mereka tidak memiliki keberatan atas penghapusan Ratu sebagai kepala negara. Itu keadaan umum saat ini,” ujar Gill, dikutip dari INews. (cnn/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles