21 C
New York
Friday, May 3, 2024

Brasil Chaos! Ibu Kota dalam Keadaan Darurat

Brasilia, MISTAR.ID
Chaos melanda Brasil, hal ini dilakukan oleh pendukung mantan presiden sayap kanan, yang kalah dalam pemilihan umum, Jair Bolsonaro. Istana presiden bahkan diserang warga dan mereka menduduki Istana Presiden. Mereka bahkan menyerbu kongres dan Mahkamah Agung.

Presiden saat ini, yang berasal dari sayap kiri, Luiz Inacio Lula da Silva, segera mengumumkan darurat dengan intervensi keamanan federal di ibu kota Brasilia. Langkah itu ditetapkan hingga 31 Januari.

Dalam konferensi pers, ia menyalahkan Bolsonaro. Ia pun mengeluh tentang kurangnya keamanan di ibu kota, seraya mengatakan pihak berwenang telah membiarkan kelompok “fasis” dan “fanatik” membuat kekacauan.

Baca juga:Brazil Berkabung Tiga Hari Demi Pele

“Para pengacau ini, yang bisa kita sebut Nazi fanatik, Stalinis fanatik … fasis fanatik, melakukan apa yang belum pernah dilakukan dalam sejarah negara ini,” kata Lula, Minggu (8/1/23) waktu setempat dikutip Reuters.

“Mereka akan dihukum,” tambahnya.

Bolsonaro sendiri tidak berkomentar. Namun ia diketahui berada di Miami, Florida, Amerika Serikat (AS).

“Pembunuh genosida ini … mendorong ini melalui media sosial dari Miami. Semua orang tahu ada berbagai pidato mantan presiden yang mendorong ini,” kata Lula lagi merujuk pada Bolsonaro.

Sementara itu, video yang dibagikan polisi menunjukkan bagaimana penjarahan terjadi di bu kota. Jendela-jendela gedung dipecahkan pendukung Bolsonaro sementara polisi berkuda dijatuhkan dengan tongkat.

Baca juga:Kesal Bolsonaro Kalah Pemilu, Sopir Truk Brazil Blokir Jalan di 20 Wilayah

Gubernur Brasilia Ibaneis Rocha menulis di Twitter bahwa dia telah memecat pejabat tinggi keamanannya, Anderson Torres, yang sebelumnya menjabat menteri kehakiman Bolsonaro. Kantor jaksa agung mengatakan telah mengajukan permintaan untuk penangkapan Torres.

Torres mengatakan kepada situs web UOL bahwa dia bersama keluarganya sedang berlibur di AS dan belum bertemu dengan Bolsonaro. Bolsonaro sendiri kerap disamakan dengan Donald Trump, selain mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. (cnbc/hm06)

Related Articles

Latest Articles