13.6 C
New York
Monday, May 6, 2024

Benjamin Netanyahu Dipasangi Alat Pacu Jantung, Kenapa?

Tel HaShomer, MISTAR.ID

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia akan dipasangi alat pacu jantung setelah sebelumnya dirawat karena dehidrasi. Namun, dia merasa kondisinya saat ini baik-baik saja.

“Seminggu yang lalu saya memasang monitor. Dia berbunyi bip. Saya harus mendapatkan alat pacu jantung malam ini dan saya harus melakukannya malam ini,” kata Netanyahu dalam video yang dirilis kantor perdana menteri Israel dan dikutip Reuters, MInggu (23/7/23).

“Aku baik-baik saja, tapi aku harus mendengarkan dokterku,” lanjutnya.

Baca juga: Presiden Israel Ikut Protes PM Benjamin Netanyahu, ini Pemicunya

Menurut Netanyahu, dokter meyakinkannya bahwa dia akan keluar dari rumah sakit pada Minggu (23/7/23) sore waktu setempat.

Dia akan menjalani prosedur di Sheba Medical Center di Tel HaShomer. Netanyahu dirawat di sana semalam pada 15 Juli karena dehidrasi akibat berlibur di Laut Galilea tanpa melindungi dirinya dari gelombang panas.

Pada 16 Juli, rumah sakit kemudian mengonfirmasi diagnosis dehidrasi dan mengatakan bahwa tes lebih lanjut, termasuk monitor Holter subkutan, menunjukkan bahwa Netanyahu memiliki kondisi jantung yang sempurna.

Baca juga: Netanyahu Hentikan Pemukim Israel Masuki Al-Aqsa hingga Akhir Ramadhan

Namun, alat medis tersebut memungkinkan tim medisnya untuk terus memantau kesehatannya.

Selama menjalani perawatan, posisinya untuk sementara akan digantikan oleh Menteri Kehakiman Yariv Levin.

Sementara itu, Netanyahu menghadapi krisis internal selama rekor masa jabatan keenamnya sebagai perdana menteri. Ketika pemerintah menyerukan undang-undang untuk mereformasi sistem hukum, orang Israel melakukan demonstrasi.

Baca juga: Hanya Dalam Beberapa Jam, 2 Pemuda Palestina Tewas Diberondong Tentara Israel

Dengan perubahan tersebut, Netanyahu ingin memberi politisi lebih banyak kendali sambil melemahkan otoritas Mahkamah Agung.

Seperti dilansir CNN, Netanyahu dan para pendukungnya berpendapat bahwa Mahkamah Agung telah menjadi lembaga elit yang tidak mewakili kepentingan rakyat.

Namun, beberapa warga lainnya menentang perubahan tersebut. Menurutnya, reformasi sistem hukum merugikan demokrasi Israel. (Mtr/hm21).

Related Articles

Latest Articles