12.8 C
New York
Sunday, April 28, 2024

AS-Taliban Buat Kesepakatan Rahasia hingga Alutsista Dihancurkan

Jakarta, MISTAR.ID
Sejumlah kabar meramaikan berita internasional, mulai dari kesepakatan rahasia antara Amerika Serikat dengan Taliban terkait evakuasi hingga laporan tentara Paman Sam hancurkan alutsista di Kabul sebelum hengkang, pada Selasa (31/8/21)

Tentara Amerika Serikat dilaporkan sempat membuat kesepakatan rahasia dengan Taliban untuk mengawal sekelompok warga AS ke gerbang Bandara Kabul dalam proses evakuasi.

Salah satu pejabat mengatakan bahwa pasukan operasi khusus AS mendirikan “gerbang rahasia” di Bandara Kabul. Mereka bahkan mendirikan “pusat panggilan” untuk memandu orang AS melalui proses evakuasi.

Para pejabat tersebut mengatakan orang Amerika diberi tahu untuk berkumpul di titik kumpul yang telah ditentukan sebelumnya di dekat bandara.

Baca juga: Uni Eropa Tidak Akan Mengakui Taliban

Taliban mendeklarasikan bahwa Afghanistan kini sudah merdeka setelah pesawat militer terakhir Amerika Serikat lepas landas dari bandara Kabul pada Senin (30/8/21), setelah 20 tahun Negeri Paman Sam menginvasi negara itu.

“Tentara AS terakhir sudah meninggalkan bandara Kabul dan negara kami mendapatkan kemerdekaan yang seutuhnya,” ujar juru bicara Taliban, Qari Yusuf, dalam siaran Al Jazeera TV, sebagaimana dikutip AFP.

Yusuf mendeklarasikan kemerdekaan penuh Afghanistan ini tak lama setelah Pusat Komando Militer AS (Centcom) mengumumkan pesawat terakhir militer AS resmi meninggalkan Afghanistan, pada Senin.

Sebelum meninggalkan Afghanistan, AS menghancurkan seluruh alutsista mereka yang akan ditinggal di negara itu agar tak dapat digunakan lagi. Alutsista itu terpaksa ditinggal karena tak bisa diangkut pulang menggunakan pesawat evakuasi.

Baca juga: Ini Alasan Taliban Dukung Trump Agar Menang di Pilpres AS

Jenderal Pusat Komando Militer Amerika Serikat (US Central Command/Centcom), Frank McKenzie, mengatakan bahwa prosedur penonaktifan itu sangat kompleks.

“Ini adalah prosedur kompleks, prosedur yang memakan waktu untuk menghancurkan sistem. Kami menonaktifkan sistem itu sehingga tidak dapat digunakan lagi. Kami merasa lebih penting untuk melindungi pasukan kami daripada membawa pulang sistem pertahanan itu,” kata McKenzie. (cnn/hm06)

Related Articles

Latest Articles