Arab Saudi Diminta Waspadai Panas Ekstrem Saat Musim Haji
Ibadah haji di tengah cuaca panas ekstrem. (f: ist/mistar)
Riyadh, MISTAR.ID
Arab Saudi diminta agar lebih waspada terhadap suhu panas ekstrem saat musim haji tiba. Mengingat, tahun lalu sebanyak 1.301 jemaah haji di Arab Saudi meninggal akibat suhu yang mencapai 51,8 derajat Celsius.
Menanggapi masalah ini, Abderrezak Bouchama, pakar di Pusat Penelitian Medis Internasional Raja Abdullah, menilai salah satu prioritas utama adalah mengurangi masuknya jemaah tanpa izin. Sebab, 83 persen dari 1.301 korban jiwa akibat sengatan panas tidak memiliki visa haji resmi, sehingga tidak dapat mengakses fasilitas seperti tenda ber-AC.
Menurut Karim Elgendy, seorang peneliti dari Chatham House, langkah mitigasi yang dilakukan Saudi biasanya melibatkan peningkatan infrastruktur dan pengendalian massa. Tahun ini, pemerintah diperkirakan akan lebih memperketat kontrol kapasitas dan mengoptimalkan infrastruktur guna mengurangi risiko akibat suhu panas.
“Sistem alokasi izin haji berbasis kuota sering kali mendorong jemaah untuk menggunakan visa wisata demi bisa menjalankan ibadah haji, meskipun mereka berisiko ditangkap atau dideportasi,” jelas Elgendy, dilansir dari detik.
Visa pariwisata yang diperkenalkan pada 2019 memudahkan akses masuk ke Arab Saudi, namun hal ini juga meningkatkan tantangan bagi otoritas dalam menangani jemaah ilegal.
Elgendy menjelaskan bahwa tingginya angka kematian tahun lalu lebih banyak disebabkan oleh kondisi lingkungan yang ekstrem, bukan minimnya fasilitas pendingin.
“Selain suhu tinggi, pelaksanaan haji bertepatan dengan titik balik matahari musim panas, yang membuat jemaah terpapar sinar matahari dalam waktu lama,” tambahnya. (detik/hm20)