MISTAR.ID
Dalam unggahan di Twitter memperlihatkan ada sebuah bunga berwarna ungu yang tumbuh di tengah-tengah lokasi es. Akun @dailyloud yang memposting bunga tersebut mengatakan jika bunga tersebut tumbuh di Antartika.
Seperti kita tahu, Antartika bukanlah sebuah wilayah yang ramah akan kehidupan. Penelitian yang diterbitkan di jurnal Current Biology, mengungkapkan jika satu-satunya tanaman berbunga di benua Antartika telah mengalami pertumbuhan yang cepat dalam satu dekade terakhir ini karena peningkatan suhu.
“Antartika seakan-akan berperan seperti kanari dalam tambang batu bara,” kata Nicoletta Cannone, peneliti utama, yang juga seorang profesor ekologi di Universitas Insubria Italia, Rabu (27/9/23).
Dilanjutkannya, kondisi alam yang keras di Antartika membuat tumbuhan sangat jarang ditemui di sana, dan hanya ada dua jenis tanaman yang mampu berbunga. Penelitian Current Biology sendiri telah memantau penyebaran dua jenis tanaman ini, yaitu Deschampsia antarctica, yang merupakan jenis rumput, dan Colobanthus quitensis, bunga berwarna kuning kecil.
Baca juga: Fakta! Danau Berusia 34 Juta Tahun di Bawah Lapisan Es Antartika
Pemantauan dilakukan antara tahun 2009 dan 2018. Menurut Cannone, kedua tanaman ini memiliki metabolisme yang sangat beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan yang keras.
“Meskipun suhu di Antartika sangat ekstrem, kedua jenis tanaman ini mampu melakukan fotosintesis pada suhu di bawah nol derajat Celsius, bahkan saat tertutup salju, dan mereka dapat memulai pertumbuhan kembali setelah musim dingin Antartika yang panjang,” jelasnya.
Pertumbuhan Deschampsia khususnya mengalami peningkatan yang signifikan, tumbuh 10 kali lipat lebih banyak dalam satu dekade terakhir dibandingkan dengan sebelumnya. Sebuah daerah di Antartika, yaitu Signy Island, juga mengalami peningkatan suhu udara rata-rata tahunan sebesar 1 derajat celcius antara tahun 1960 dan 2018.
“Ini menunjukkan bahwa kedua tanaman ini telah mendapatkan manfaat dari lingkungan yang semakin hangat,” tambahnya.
