Teheran, MISTAR.ID
Iran akhirnya mengambil kebijakan dengan melakukan eksekusi mati empat orang yang dituduh berkolusi dengan dinas intelijen Israel, Minggu (4/12/22).
“Pagi ini, hukuman empat anggota utama geng mafia yang terkait dengan dinas intelijen Zionis telah dieksekusi,” bunyi laporan situs web pengadilan Iran, Mizan Online.
Hukuman mati ini dilancarkan empat hari setelah vonis Mahkamah Agung Republik Islam Iran terhadap empat orang tersebut. Mereka disebut telah bekerja sama dengan rezim Zionis dan penculikan.
Baca Juga:Setelah 70 Tahun, AS Eksekusi Mati Narapidana Wanita
“Tidak ada jalan lain untuk mengajukan banding setelah keputusan hari Rabu,” tulis Mizan.
Mizan mengidentifikasi keempat orang itu sebagai Hossein Ordoukhanzadeh, Shahin Imani Mahmoudabad, Milad Ashrafi Atbatan, dan Manouchehr Shahbandi Bojandi, tanpa menjelaskan latar belakang mereka.
Selain keempat orang itu, ada tiga terdakwa lainnya dijatuhi hukuman antara lima dan 10 tahun penjara karena kejahatan terhadap keamanan negara dan keterlibatan dalam penculikan dan kepemilikan senjata.
Iran dan Israel adalah musuh bebuyutan. Keduanya kerap saling mengancam dan menuduh tengah membahayakan satu sama lainnya.
Iran menuduh Israel melakukan serangan sabotase terhadap situs nuklirnya hingga pembunuhan jenderal ternama, termasuk terhadap para ilmuwan.
Pada 22 Mei, Garda Revolusi Iran mengatakan telah menangkap anggota jaringan yang bertindak di bawah arahan dinas intelijen Israel.
“Orang-orang ini melakukan pencurian, penghancuran properti pribadi dan publik, penculikan dan pemerasan pengakuan palsu,” kata pernyataan militer Iran tersebut saat itu.
Pada akhir Juli Teheran melaporkan penangkapan beberapa orang yang diduga terkait dengan Mossad, intelijen Israel, termasuk dugaan anggota kelompok pemberontak Kurdi yang berencana menargetkan “situs sensitif” Iran.
Baca Juga:Iran Hadapi Situasi Panas Jelang Lawan AS di Piala Dunia 2022
Eksekusi mati ini juga dilakukan saat Iran masih dihadapkan pada demonstrasi besar yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini yang sudah berlangsung sejak September lalu.
Perempuan Iran berusia 22 tahun asal Kurdi itu meninggal pada 16 September saat polisi moral di Teheran menangkapnya karena dugaan pelanggaran aturan berpakaian wanita.
Lebih dari 300 orang tewas selama demonstrasi berlangsung, termasuk puluhan anggota pasukan keamanan, kata seorang jenderal Iran, Senin pekan ini.
Sementara itu ribuan orang juga telah ditangkap Iran terkait demo, termasuk sekitar 40 orang asing.
Iran menuduh Amerika Serikat dan sekutunya, termasuk Inggris, Israel, dan kelompok Kurdi yang berbasis di luar negeri, mengobarkan kekerasan jalanan yang disebut pemerintah sebagai “kerusuhan”.(cnn/hm12)