Menangis Bacakan Pleidoi, Selebgram Ratu Entok Ngaku Salah hingga Bersujud


Ratu Entok saat membacakan pleidoi di PN Medan. (f:deddy/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Terdakwa Irfan Satria Putra Lubis alias Ratu Thalisa alias Ratu Entok mengaku bersalah hingga bersujud di hadapan majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan, Senin (24/2/2025).
Hal tersebut diutarakan dan dilakukan transgender berusia 40 tahun itu saat membacakan nota pembelaan (pleidoi) dalam kasus penistaan agama yang menjerat dirinya.
Selebgram asal Dusun II Gang Subur Pasar V, Desa Manunggal, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang ini menangis ketika membacakan pleidoi tersebut.
"Hari ini adalah momen dan hari yang sangat Entok tunggu-tunggu, karena hanya dengan kesempatan pleidoi ini saja Entok dapat memohon dengan kerendahan hati agar Allah melembutkan hati yang mulia majelis hakim," ucapnya Ruang Sidang Cakra 8 PN Medan.
Selebgram yang juga warga Jalan Marelan I Pasar 4 Barat Lingkungan VII Gang Necis, Kecamatan Medan Labuhan, itu mengungkapkan dirinya viral karena video yang diduga melecehkan Yesus disebarluaskan oleh rekan seprofesinya.
"Entok benar-benar tersiksa dan hancur dari segala sisi. Saya sudah tersiksa dan terhina, bahkan tidak berdaya karena sudah dipenjara berbulan-bulan. Entok ditahan di mana Entok yang tidak langsung jadi sumbernya, karena penyebar video tersebut adalah Magdalena. Magdalena yang sudah sensi sama saya yang satu profesi dengan saya memanfaatkan momen ini," ujarnya.
Ratu Entok mengatakan Magdalena yang telah menyebarkan videonya tersebut juga harus diadili dan dimintai pertanggungjawabannya.
"Jadi seharusnya si Magdalena juga duduk di sini sebagai terdakwa, Yang Mulia. Karena dialah saya viral. Malam itu, Entok enggak mau diam saja sangking takutnya Entok dipolisikan. Entok malamnya live di TikTok hampir 2 jam lebih untuk memohon maaf dan menyesal juga berdosa sambil menangis mengemis maaf kepada seluruh rakyat Indonesia terkhusus beragama Kristen," katanya.
Meskipun sudah minta maaf, kata dia, laporan ke polisi tetap dilakukan. Setelah itu, dia merasa namanya digiring ke arah yang negatif hingga akhirnya ditetapkan sebagai tersangka.
"Tapi sedihnya besoknya Entok tetap dilaporkan, Yang Mulia. Saya digiring dengan opini yang begitu sadis dengan judul-judul yang menghancurkan saya dan sanksi sosial berupa hinaan, cacian, hingga makian sangat membuat orderan saya anjlok," kata Ratu Entok.
Dia meminta hakim menegakkan keadilan yang setegak-tegaknya tanpa diiringi dengan nafsu amarah dan dendam dalam menjatuhkan putusan nantinya.
"Saya memang salah, Yang Mulia. Saya salah dan mengaku salah bahkan menyesal, saya salah pakai foto itu. Entok salah, Entok salah. Saya tetap terdakwa. Entok hanya bisa memohon. Karena Entok yakin majelis hakim punya hati, punya maaf, dan punya belas kasihan," ujarnya.
Ratu Entok pun memohon kepada majelis hakim yang diketuai Achmad Ukayat untuk meringankan hukumannya.
"Mohon ringankan hukuman untuk saya yang begitu tinggi, mohon akhiri penderitaan saya, Yang Mulia. Dipenjara satu hari itu kayak di neraka, Yang Mulia. Mohon beri saya satu kali lagi kesempatan," tuturnya.
Setelah membacakan pleidoi tersebut, tiba-tiba Ratu Entok bersujud tepat di bawah meja sidang majelis hakim. Melihat itu, hakim pun langsung memerintahkan penasihat hukum terdakwa untuk membangunkan Ratu Entok.
"Dengan sujud saya kepada yang mulia, tolong saya yang mulia. Kepada ibu jaksa juga, tolong saya. Terima kasih," ucapnya terisak-isak.
Setelah mendengarkan pleidoi, hakim menunda dan akan kembali membuka persidangan pada Kamis (27/2/2025) mendatang dengan agenda tanggapan Jaksa Penuntut Umum (JPU) atas pleidoi Ratu Entok atau replik.
Sebelumnya, Ratu Entok dituntut 4 tahun dan 6 bulan (4,5 tahun) dan denda sebesar Rp100 juta subsider 6 bulan kurungan oleh JPU pada Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara.
JPU menilai Ratu Entok telah memenuhi unsur sebagaimana dakwaan alternatif pertama, yaitu pasal 45A ayat (2) jo pasal 28 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 tahun 2024 tentang Perubahan Kedua Atas UU nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. (deddy/hm18)
PREVIOUS ARTICLE
Ketum Bhayangkari Kunjungi Tanah Karo Launching Program P2L