5.5 C
New York
Friday, April 26, 2024

Perundungan Anak, Dinas PPPA dan Disdik Simalungun Tinjau Sekolah Senin Mendatang

Simalungun, MISTAR.ID

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) dan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Simalungun akan melakukan pengecekan ke SD Inpres 095174 Parbalogan, Kecamatan Dolok Pardamean, untuk menindaklanjuti kasus perundungan yang dialami inisial RS.

Hal itu disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Pemenuhan Hak Anak dan Perlindungan Anak pada Dinas PPA, Isyak Irwanto saat diwawancarai mistar.id, Jumat (19/4/24).

Dia menuturkan, pihaknya akan segera menindaklanjuti informasi tentang perundungan itu, dan turun langsung ke sekolah disebut, pada Senin (22/4/24) mendatang.

Baca juga:Kasus Perundungan Terjadi di Simalungun, Pelajar SD Jadi Korban

“Kita sudah berkoordinasi dengan Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Disdik untuk melakukan tindak lanjut ke sekolah tempat kejadian dan penjangkauan terhadap korban kekerasan dimaksud,” kata Isyak.

Senada dengan itu, Kepala Disdik Simalungun, Sudiahman Saragih mengatakan, pihaknya segera menyelidiki insiden perundungan tersebut.

Diberitakan sebelumnya, RS yang merupakan siswa kelas 6 SD menjadi korban perundungan oleh teman-temannya. Berdasarkan video berdurasi 42 detik yang beredar di media sosial (medsos), terlihat RS menggunakan baju motif garis sedang menggenggam buku dan diolok-olok temannya.

Sesuai video itu, diketahui tempat terjadinya perundungan di pekarangan sekolah. Salah seseorang juga tampak menganiaya RS hingga terjatuh. Bahkan, oknum guru yang berada di lokasi juga tak berkutik saat menyaksikan kejadian itu.

Baca juga:Di Sumut, Hampir 100 Persen Terbentuk Satgas Khusus Cegah Perundungan di Sekolah

Salah seorang kerabat korban, Josua Frans saat dihubungi mistar.id, pada Jumat (19/4/24) mengatakan, ponakannya itu merupakan seorang anak yatim dan baru selesai operasi usus buntu 6 bulan lalu.

“Dia (RS) bukan anak nakal DAN jahat, terlebih kepada teman-temannya. Dia baru operasi di bagian perut, apakah harus sekejam itu, apakah itu yang diajarkan di sekolah,” kesalnya.

Jhosua bilang, keluarga sangat mengutuk insiden perundungan itu, serta berharap agar pelaku mendapat efek jera atas perbuatannya. “Kalau harapan keluarga, agar pelaku diberi efek jera lah, supaya tidak ada korban selanjutnya,” tukasnya. (indra/hm16)

Related Articles

Latest Articles