17.2 C
New York
Wednesday, September 25, 2024

Nasabah Komplain, Pelayanan Bertransaksi di ATM Keliling BNI Dinilai Tak Memuaskan

Tapteng, MISTAR.ID

Salah seorang nasabah BNI bernama P Tarihoran mengaku kesal setelah melakukan transaksi di Anjungan Tunai Mandiri (ATM) mobil keliling BNI. Hal itu dikarenakan pihak bank tidak memberi tau jika mesin ATM sedang rusak. Tak hanya itu, masalah lain juga muncul saat Tarihoran bertransaksi dan harus menunggu 14 hari untuk penyelesaian masalah.

Tarihoran menceritakan, pengalaman tak mengenakkan itu dia alami, Jumat (20/9/24) sekitar pukul 10.30 WIB. Warga Kelurahan Sarudik, Kecamatan Sarudik, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) itu hendak menyetor uang senilai Rp350 ribu di salah satu ATM yang ada di dalam mobil berlokasi di komplek kantor BNI Cabang Pembantu (Capem) Pandan, Tapteng.

Awalnya tak ada kendala saat Tarihoran memasukkan uang di ATM tersebut. Namun beberapa saat ditunggu, struk tanda uang sudah disetor tak juga keluar. Anehnya, yang muncul bahwa struk yang terbit hanya menyatakan uang Rp350 ribu belum masuk ke rekening.

Setelah menunggu beberapa saat dan struk juga tak keluar, dia melaporkan ke Satpam Bank yang merupakan Lembaga Keuangan tertua di Indonesia itu. Lalu nasabah dihadapkan ke Costumer service (CS). Petugas CS lalu meminta ATM dan KTP dan membuat laporan kronologisnya.

Baca Juga : BNI Terima 2 Tugas Berat dari Erick Thohir Menjadi Bank Global

Setelah selesai diproses, nasabah menyebutkan bahwa uang yang disetorkan tersebut untuk pembayaran listrik yang jatuh tempo pada tanggal 20 setiap bulannya. “Kami baru melaporkan kejadian ini. Tunggu 14 hari, nanti keputusannya,” jawab petugas CS sembari menyuruh menandatangani laporan gangguan ATM tersebut.

Tarihoran kesal, karena Rp350 ribu itulah uangnya yang tersisa dan berharap bisa dipulangkan segera, agar rekening pembayaran listriknya tak tertunda dan kena denda. Karena kekesalannya, Tarihoran tak berkenan menandatangani laporan tersebut, sembari keluar kantor BNI yang berada di Jalan P Sidempuan, Pandan itu.

Ketika nasabah ngotot untuk dimintai uangnya yang harus digunakan untuk pembayaran listrik tersebut, petugas CS dan Satpam tak bergeming dan hanya berdalih bahwa SOP di bank tersebut memang seperti itu.

Anehnya, para petugas BNI tak membuat tanda rusak di ATM tersebut. Setelah kejadian yang dialami P Tarihoran, baru kemudian petugas BNI membuat plank di tangga yang memberitau ATM tersebut tak bisa digunakan.

Masih dengan kekesalannya, P Tarihoran yang mengaku nasabah ekonomi lemah, ingin mencari ‘pinjaman lunak’, agar dapat menyelesaikan pembayaran rekening listriknya. (feliks/hm24)

 

Syahrial Siregar
Syahrial Siregar
Alumni STIK-P Medan. Menjadi jurnalis sejak 2008 dan sekarang redaktur untuk portal mistar.id

Related Articles

Latest Articles