Kapolres juga sangat menyayangkan aksi mahasiswa yang ingin membakar ban. Padahal dikatakannya, pihaknya telah berkordinasi dengan mahasiswa untuk audensi untuk membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan poin unjuk rasa.
“Boleh unjuk rasa, tapi bakar ban tidak dibenarkan. Mari audiensi, saya terima semua. Saya juga merangkul organisasi-organisasi,” tegas Kapolres.
Selanjutnya, massa yang dipimpin Chotibul Umam Sirait itu bergerak ke DPRD Kota Pematangsiantar, dengan poin-poin tuntutan yang sama, massa mendesak agar DPRD bisa menyampaikan aspirasi mereka ke tingkat nasional, terutama di poin hak angket dan harga bahan pokok.
Baca juga:Â Kendala Cuaca, Unjuk Rasa Mahasiswa Tuntut Hak Angket Pemilu di Siantar Ditunda
“Kami mendukung hak angket, karena menurut kita demokrasi kali ini banyak kecurangan yang tersistem, terstruktur dan masif,” ucap Chotibul.
Sementara itu, dalam aksi tersebut, massa disambut oleh Sekretaris DPRD Kota Pematangsiantar Eka Hendra. Dalam jawabanya Eka berjanji menyampaikan aspirasi massa kepada pimpinan DPRD Kota Pematangsiantar.
“Terima kasih telah datang, dan maaf untuk saat ini tidak ada anggota DPRD di kantor, dan nanti akan kita sampaikan aspirasinya,” jawab Eka Hendra. (Roland/hm20)
