Medan, MISTAR.ID
Di pekan ini, sentimen pasar keuangan terbilang sangat minim. Hanya beberapa data ekonomi penting yang akan di rilis AS. Salah satunya terkait data PMI di AS. Selebihnya pasar akan lebih banyak dipengaruhi oleh perkembangan geopolitik di Eropa Timur. Sehingga di pekan ini pasar keuangan memiliki kecenderungan untuk bergerak sideways, namun tetap dibayangi dengan perkembangan terkini Rusia-Ukraina.
“Perkembangan harga komoditas yang berfluktuasi dengan kecenderungan bertahan mahal saya pikir juga tidak akan benyak membantu kinerja pasar keuangan secara keseluruhan. Eskalasi perang yang mengalami peningkatan belakangan ini menjadi kekuatiran pelaku pasar yang bisa saja memperburuk kinerja pasar keuangan global,” kata Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, Senin (21/3/22).
Walaupun selama perang berlangsung, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Rupiah cenderung tidak selalu bernasib sama halnya dengan pasar keuangan di Eropa, AS maupun Asia pada umumnya. Gejolak pasar keuangan nasional yang terjadi selama perang masih lebih terkendali dibandingkan negara lainnya.
Baca juga:Â Pekan Ini Pasar Keuangan Masih dalam Ketidakpastian
“Sementara itu, setelah kebijakan yang diambil Bank Indonesia yang mempertahankan besaran bunga acuannya. Pasar keuangan yang relatif tidak terpengaruh dengan kebijakan BI yang dinilai tidak selaras dengan kebijakan Bank Sentral paling powerfull di dunia (The FED), turut membuat pasar keuangan domestik akan lebh fokus pada sentimen eksternal khususnya terkait perang Rusia-Ukraina,” jelas dosen UISU ini.
Sedangkan di sisi lain, tekanan pada harga emas memang masih berpeluang terjadi seiring dengan kemungkinan kenaikan bunga acuan The FED di tahun ini. Meski demikian bisa saja harga emas tetap bertahan mahal untuk sementara waktu, seraya menanti perkembangan hubungan Rusia-Ukraina. (anita/hm09)
