22.2 C
New York
Monday, April 29, 2024

Pengamat Ekonomi: Ada Banyak Masalah, Mendag Baru Bakal Kesulitan Redam Harga

Medan, MISTAR.ID

Presiden Jokowi telah melantik Menteri Perdagangan yang baru Zulkifli Hasan. Keputusan tersebut diambil di tengah tumpukan masalah kenaikan harga barang yang mencekik masyarakat.

Menurut pandangan pengamat ekonomi Sumatera Utara Gunawan Benjamin, di tengah kondisi seperti ini, dia menilai Menteri Perdagangan yang baru akan kesulitan dalam meracik kebijakan jitu dalam meredam lonjakan kenaikan harga.

“Ada begitu banyak masalah yang membuat saya ragu kalau masalah masalah tersebut bisa diselesaikan. Saat ini tren harga pangan dunia tengah mengalami kenaikan. Kenaikan harga pangan dunia tentunya akan memberikan tekanan terhadap harga kebutuhan masyarakat dunia termasuk Indonesia,” ujar Gunawan, Jumat (17/6/22).

Baca Juga:Ini Lima Fase Normal Baru Bidang Perdagangan Yang Disampaikan Mendag

Dia melanjutkan, ada banyak produk turunan dari sejumlah komoditas yang naik belakangan ini. Seperti gandum, kedelai, jagung, yang mendorong kenaikan harga kebutuhan pangan masyarakat seperti salah satunya tahu dan tempe.

Selanjutnya ada tren kenaikan harga enerji yang turut mendorong kenaikan biaya produksi. Bukan hanya dari sisi bahan bakar, harga pupuk juga mengalami kenaikan yang mendorong kenaikan harga produk pertanian di Tanah Air.

“Ada juga pelemahan Rupiah di atas Rp14.800 per US$ dan kebijakan pelarangan ekspor dari sejumlah negara pengekspor bahan pangan. Jadi bagaimana korelasi sejumlah masalah eksternal tersebut dengan kebijakan yang akan diambil Mendag dalam meredam harga? Saya berpendapat Mendag tak memiliki bayak opsi menuntaskan banyak masalah tadi khususnya kenaikan harga,” katanya.

Baca Juga:Zulkifli Hasan Dikabarkan Akan Dilantik Jadi Mendag, Hadi Tjahjanto Menteri ATR

Sambungnya, kalau sebelumnya impor bahan pangan kerap digunakan untuk meredam gejolak harga di Tanah Air, maka saat ini dengan tren kenaikan harga pangan global ditambah pelemahan rupiah tidak akan memberikan banyak perubahan harga.

“Dengan catatan itupun kalau bisa dilakukan. Yang jadi persoalan bagaimana kalau banyak negara menutup keran ekspornya di semua komoditas pangannya,” sebut dosen di UISU ini.

Selanjutnya, kenaikan biaya produksi juga akan membuat kebijakan meredam harga menjadi tambah rumit. Jadi pada dasarnya mahalnya harga sejumlah kebutuhan masyarakat serta kalaupun ada kemungkinan untuk naik lagi adalah sesuatu yang sulit dihindari.

Baca Juga:Ini Sosok Dirjen Kemendag, Tersangka Kasus Ekspor Minyak Goreng

“Tetapi kita berharap harga masih bisa dikendalikan khususnya di bawah kepemimpinan Mendag yang baru,” imbuhnya.

Sementara itu tugas untuk menstabilkan harga minyak goreng yang dinilai belum sesuai HET yang ditetapkan akan menjadi ujian pertama buat Mendag. Aturan kebijakannya tidak berubah, yakni melalui DMO dan DPO minyak sawit. Yang penting kebijakan itu benar-benar mampu dieksekusi di lapangan.

“Dan tolak ukurnya itu minyak goreng curah sesuai HET yakni Rp15.500 per kg. Mendag masih dua hari menjabat, jadi kita tunggu saja dalam dua minggu ke depan,” pungkasnya. (anita/hm14)

Related Articles

Latest Articles