Monday, January 20, 2025
logo-mistar
Union
EKONOMI

Indonesia mulai Perdagangan Karbon Internasional yang Diluncurkan di BEI

journalist-avatar-top
By
Monday, January 20, 2025 10:52
82
indonesia_mulai_perdagangan_karbon_internasional_yang_diluncurkan_di_bei

Indonesia mulai Perdagangan Karbon Internasional yang Diluncurkan di BEI, pada Senin (20/1/25). (f:antara/mistar)

Indocafe

Jakarta, MISTAR.ID

Hari ini, Senin (20/1/25, Indonesia memulai perdagangan karbon internasional dengan melakukan peluncuran di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta.

Langkah tersebut diambil untuk mendukung aksi nyata demi mencapai target iklim Indonesia yang tertuang dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC).

Seperti disampaikan oleh Menteri Lingkungan Hidup (LH)/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Hanif Faisol Nurofiq dalam peluncuran pada hari ini.

"Pemerintah Indonesia tengah berupaya untuk mencapai target NDC, salah satunya melalui implementasi mekanisme nilai ekonomi karbon, termasuk perdagangan karbon," ujar Hanif.

Ia mengatakan, selain perdagangan karbon, Indonesia juga mendukung upaya pendanaan iklim dengan pembayaran berbasis kinerja yang telah dilakukan bersama sejumlah pihak yang dilakukan berdasarkan perkembangan teknologi.

Hanif juga memastikan perdagangan karbon internasional dilakukan sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98 Tahun 2021 terkait Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon untuk Pencapaian Target Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional dan Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca dalam Pembangunan Nasional.

Pemerintah, lanjutnya, juga sudah memperkuat Sistem Registri Nasional (SRN) dalam bagian dari peluncuran perdagangan karbon internasional, selain juga infrastruktur dan instrumen lain termasuk Standar Pengukuran, Pelaporan dan Verifikasi (Measurement, Reporting, and Verification/MRV) serta Sertifikat Pengurangan Emisi - Gas Rumah Kaca (SPE-GRK).

"Dengan elemen-elemen tersebut, bisa dipastikan sertifikat pengurangan emisi yang dikeluarkan Indonesia memiliki integritas yang tinggi," ungkapnya.

Masih kata Hanif, perdagangan karbon itu akan melibatkan beberapa proyek energi strategis potensial, seperti pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Air Minihidro (PLTM) Gunung Wugul yang mengurangi 5.000 ton karbon dioksida ekuivalen (CO2e).

Perdagangan karbon internasional itu, juga akan melibatkan pengoperasian Pembangkit Listrik Baru Berbahan Bakar Gas Bumi Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Priok Blok 4 yang diperkirakan dapat mengurangi emisi hingga 500.000 ton CO2e, konversi pembangkit single cycle menjadi combined cycle di PLTGU Grati Blok 2 yang berpotensi menurunkan emisi sebanyak 495.000 ton CO2e dan Blok 2 unit pembangkit di Muara Tawar berpotensi dapat menekan hingga 30.000 ton CO2e.

Terdapat juga potensi pengurangan dari pembangunan Pembangkit Listrik Baru Berbahan Bakar Gas Bumi PLTGU Blok 3 PJB Muara Karang diperkirakan mampu mengurangi emisi hingga 750.000 ton CO2e. Demikian dilansir dari media antara. (*/hm27)

journalist-avatar-bottomRedaktur Ferry Napitupulu

RELATED ARTICLES