Jakarta, MISTAR.ID
Setelah kembali menjadi Anggota Dewan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) untuk periode 2024–2027, Indonesia tetap menjadi pemimpin dalam diplomasi multilateral.
Terpilihnya Indonesia adalah hasil dari banyak pihak terkait, termasuk dukungan dan dukungan dari negara lain.
Baca juga :Â Indonesia Prioritaskan Keamanan Pangan pada Kerja Sama ASEAN-China
Tugas Indonesia sebagai anggota Dewan FAO sangat sulit, terutama di tengah berbagai tantangan yang disebabkan oleh perubahan iklim, konflik di Ukraina, dan dampak COVID-19.
Tugas berat diplomasi pangan dan pertanian harus terus ditingkatkan dan diselesaikan secara konsisten.
Setelah dikukuhkan kembali sebagai anggota Dewan FAO, semua anggota majelis telah berbicara tentang pembentukan komite kerja FAO, seperti Komite Program, Komite Keuangan, dan Komite Urusan Konstitusi dan Hukum.
Dalam hal ini, Indonesia telah diterima dan dipilih untuk menjadi anggota Komite Urusan Konstitusi dan Hukum FAO. Â (10/7/23).
Komite tersebut membantu Dewan dalam menciptakan dan mengawasi berbagai kebijakan FAO yang berkaitan dengan program, keuangan, dan masalah umum yang ada.
Untuk tahun 2023–2025, Wakil Indonesia, Purna Cita Nugraha, yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Pertama KBRI Roma, ditunjuk sebagai Anggota Komite Urusan Konstitusi dan Hukum Badan PBB untuk Urusan Pangan.
Komite Urusan Konstitusi dan Hukum (CCLM) FAO terdiri dari tujuh orang yang mewakili tujuh kawasan. Purna Cita Nugraha, wakil dari Indonesia, mendapatkan dukungan dari negara-negara Asia lainnya.
Keanggotaan pada Komite ini berkarakter individual (personal capacity) dan tidak dalam kapabilitas mewakili negara.
Sejak CCLM didirikan pada tahun 1957, Purna Cita Nugraha adalah orang Indonesia ketiga yang berhasil menduduki posisi tersebut.
Baca juga :Â Wamen BUMN Dukung “GFF 2023” Percepat Ketahanan Pangan Nasional
Indonesia dapat meningkatkan peran yang dimainkannya di dunia pangan dan pertanian dengan berpartisipasi aktif di komite kerja FAO.
Counsellor Erma Rheindrayani dari KBRI Roma saat ini mewakili Indonesia di Komite tersebut. (Antara/hm19)
