9.9 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Impor Minyak Kelapa Sawit Malaysia Diblokir AS

Washington, MISTAR.ID

Diduga melakukan kerja paksa di perkebunan sawit Malaysia, terhitung sejak Rabu (30/9/20) Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk memblokir impor minyak kelapa sawit dan produk minyak sawit dari Malaysia. Pemblokiran dilakukan terhadap semua minyak sawit yang diproduksi oleh FGV Holdings Berhad, sebuah perusahaan pertanian yang berbasis di Malaysia.

Keputusan pemblokiran ini, menurut Kantor Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (CBP) AS untuk menghentikan praktik kerja paksa yang dilakukan perusahaan tersebut. Asisten Komisaris Eksekutif CBP Brenda Smith mengatakan pihaknya sudah menemukan bukti nyata atas praktik kerja paksa yang dilakukan perusahaan tersebut.

Bukti dikumpulkan selama satu tahun, salah satunya didapat dari investigasi media. Investigasi menemukan eksploitasi tenaga kerja kelapa sawit di Malaysia dan Indonesia, termasuk pekerja anak, perbudakan dan pemerkosaan.

Baca juga: 16 Juta Masyarakat RI Bergantung pada Kebun Sawit

Tak hanya berhenti di situ, praktik kerja paksa juga berbentuk jeratan utang, penyimpanan dokumen identitas, pemotongan gaji dan bahkan pelibatan pekerja anak dalam proses produksi minyak sawit FGV Holdings.

“Penggunaan kerja paksa dalam rantai pasokan tidak dapat diterima di Amerika Serikat. Ini adalah persyaratan komunitas pengimpor AS untuk memastikan bahwa rantai pasokan mereka bersih,” kata Smith seperti dikutip dari media, Kamis (1/10/20).

Pemblokiran impor dengan alasan menghentikan praktik kerja paksa bukan kali ini saja dilakukan oleh AS. Sejak UU Tarif Tahun 1930 berlaku, mereka telah mengeluarkan 64 perintah pemblokiran impor. Perintah terbaru dikeluarkan pada September. Saat itu pemerintahan Presiden Donald Trump memutuskan untuk memblokir impor asal lima perusahaan China.

Kebijakan tersebut ditempuh karena AS menuduh lima perusahaan tersebut telah menjalankan praktik kerja paksa dalam usaha mereka. Salah satu produk impor yang diblokir tersebut diduga berasal dari kamp penjara massal di wilayah Xinjiang barat China.

“Ada banyak pekerjaan yang masih harus diselesaikan,” kata Smith tentang tahun fiskal yang akan datang.

Minyak sawit adalah komoditas yang yang banyak digunakan di AS untuk bahan produk makanan, kosmetik hingga biofuel. Berdasarkan data CBP, impor minyak sawit AS tembus US$ 147 miliar sejak Agustus 2018, menurut CBP. Meski melakukan pemblokiran, CBP memastikan kebijakan itu tidak akan berdampak signifikan pada total impor minyak sawit dan produk minyak sawit AS.(ant/hm09)

Related Articles

Latest Articles