22.7 C
New York
Monday, July 29, 2024

Harga Cabai Rawit di Siantar Melijit, Buat Ibu-Ibu Mengirit

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Kebutuhan pokok, khususnya cabai rawit alami peningkatan di Pasar Tradisional Dwikora Pematangsiantar.

Harga cabai rawit terpantau masih bertahan mahal atau Rp40.000 – Rp44.000 per kg. Sementara, harga cabai merah mengalami penurunan harga yang signifikan.

“Akhir pekan kemarin memang sempat mahal cabai ini, bahkan sampai sekarang lah, kayak cabai rawit, sampai sekarang masih mahal. Tapi cabai merah dan hijau, sudah mulai normal harganya Rp24.000 dan Rp 20.000 per kg,” ujar pedagang cabai di Pasar Dwikora, Berta Sirait, Senin (29/7/24).

Meskipun begitu, lanjut dia, mahalnya harga cabai rawit tersebut masih relatif terjangkau dibandingkan saat hari raya Idul Fitri dan Idul Adha kemarin.

Irma, pedagang cabai lainnya mengatakan harga bawang putih masih bertahan mahal, sedangkan bawang merah anjlok.

“Untuk harga bawang masih bertahan mahal seperti harga bawang putih masih Rp36.000 – Rp40.000 per kilogram dan bawang merah Rp16.000 hingga Rp28.000 per kilogram,” katanya.

Baca juga: Harga Cabai Merah Turun, Sentuh Rp28.000 per Kilogram

Ia mengatakan, tomat masih bertahan di harga Rp4.000 sampai Rp6.000 per kilogramnya. Ia menduga penyebab masih bertahan mahalnya bahan pokok karena faktor cuaca yang tidak menentu, sehingga pasokan komoditas ini dari pedagang berkurang.

Terpisah, salah satu ibu rumah tangga saat ditemui di pasar dwikora, Ida mengatakan khawatir dengan mahalnya harga cabai rawit.

“Kalau tak pakai cabai rawit masakannya seperti hambar. Kalau naik seperti ini terpaksa mengurangi pemakaian cabai,” jelasnya.

Sementara itu berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Simalungun mencatat jumlah produksi cabai pada tahun 2023 mencapai 11.057 ton.

Berdasarkan data BPS jumlah produksi cabai paling banyak berada di Kecamatan Dolok Pardamean yakni mencapai sebanyak 3.729 ton. Disusul 2.961 ton di Kecamatan Pematang Silimahuta, dan di Dolok Silou 2. 488 ton.

Terpisah, Akademisi Universitas Simalungun, Darwin Damanik mengatakan biasanya harga di pasar sangat ditentukan oleh permintaan dan penawaran di Pasar.

Untuk kasus harga cabai rawit yang mahal dibandingkan cabai merah dan bawang disebabkan oleh penawaran (stok) cabai rawit yang sedikit dan langka sehingga harga menjadi naik.

“Stok yang sedikit ini kemungkinan disebabkan oleh panen cabai rawit yang tidak dapat memenuhi tingginya permintaan di pasar,” katanya.

Lanjutnya, masyarakat secara langsung bisa menanam cabai di pekarangan atau halaman rumahnya untuk memenuhi kebutuhan tersebut sehingga membantu pemerintah.

“Masyarakat juga bisa mengurangi konsumsi cabai rawit dengan menggantikan dengan cabai yang lain agar nantinya harga cabai rawit berangsur turun atau normal kembali,” tambahnya.

Darwin berharap Pemerintah perlu bergerak cepat untuk menstabilkan harga cabai rawit ini agar nantinya tidak menimbulkan inflasi yang tinggi dan masyarakat tidak dapat memenuhi kebutuhan akan cabai rawit ini. (abdi/hm20)

Related Articles

Latest Articles