10 C
New York
Saturday, May 4, 2024

2022, Pertumbuhan Ekonomi Sumut Diperkirakan Meningkat Secara Bertahap

Medan, MISTAR.ID

Pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara (Sumut) tumbuh 3,81% (yoy) lebih tinggi dari triwulan III-2021. Kasus Covid-19 yang perlahan menurun dan akselerasi vaksinasi yang terus ditingkatkan berdampak pada mobilitas masyarakat yang lebih tinggi dari triwulan sebelumnya.

Maka, perekonomian Sumut di 2022 ini diperkirakan meningkat secara gradual (bertahap) seiring akselerasi program vaksinasi dan tercapainya target herd immunity. Dari eksternal, perbaikan ekonomi dunia mendorong volume perdagangan seiring masih tingginya harga komoditas utama.

Dari domestik, inflasi masih dalam sasaran nasional didukung oleh stabilitas nilai rupiah. Investasi infrastruktur strategis semakin mendorong pertumbuhan ekonomi Sumut. Konsumsi pemerintah diperkirakan meningkat karena aktivitas yang kembali normal mendorong optimalisasi belanja operasi dan belanja modal.

Hal ini dikatakan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumut Doddy Zulverdi bersama
Deputi Kepala BI Provinsi Sumut Ibrahim, dalam bincang-bincang media secara virtual zoom, Kamis (17/2/22). Disebutkan Doddy, dari sisi pengeluaran, ekspor mencatat pertumbuhan tertinggi, meskipun lebih rendah dari triwulan sebelumnya.

Baca Juga:Pembangunan Pakpak Bharat Tahun 2022 Menitik Beratkan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat dan Pertanian

Adapun konsumsi RT dan pemerintah meningkat sejalan dengan permintaan yang tinggi menjelang Nataru dan pola konsumsi pemerintah di akhir tahun. Sementara dari sisi lapangan usaha, sektor pertanian dan perdagangan tetap tumbuh kuat seiring dengan kembali pulihnya permintaan pasca pelonggaran pembatasan mobilisasi dan permintaan
yang tinggi karena Nataru.

“Selanjutnya, ekonomi Sumut pada triwulan I-2022 diproyeksikan lebih tinggi didorong oleh akselerasi vaksinasi yang menjadi game changer pertumbuhan ekonomi baik dari sisi pengeluaran maupun lapangan usaha. Secara bulanan di Sumut pada Januari 2022 mengalami inflasi. Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan 5 kota di Sumatera Utara pada bulan ini tercatat 1,03% (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,46% (mtm),” katanya.

Realisasi ini lebih tinggi dari nasional yang menunjukkan inflasi sebesar 0,56% (mtm). Inflasi didorong oleh kenaikan harga daging ayam ras dan telur ayam ras, yang banyak didorong oleh peningkatan permintaan seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat, dan naiknya harga pakan ternak ayam.

Baca Juga:Keuangan Syariah Berperan Jadi Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru 

Selain itu, inflasi didorong oleh kenaikan harga rokok akibat kenaikan cukai rokok pada awal tahun 2022 yaitu sebesar rata-rata 12%. Secara spasial, seluruh kota IHK tercatat mengalami inflasi. Kota Sibolga mencatatkan inflasi tertinggi di antara 5 kota IHK di Sumatera Utara yaitu sebesar 1,53% (mtm).

Selanjutnya, diikuti Kota Medan sebesar 1,04% (mtm), Kota Pematangsiantar sebesar 0,96% (mtm), Kota Gunungsitoli sebesar 0,93% (mtm), dan Kota Padangsidempuan sebesar 0,90% (mtm).

Bahkan tercatat fungsi intermediasi perbankan (LDR) di Sumut juga terpantau mulai menunjukkan peningkatan pada triwulan IV 2021. Hal ini utamanya didorong oleh penyaluran kredit yang mulai tumbuh sebesar 6,28% (yoy), sementara pertumbuhan DPK terakselerasi menjadi 11,92% (yoy) pada triwulan laporan, dibandingkan 8,76% (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Baca Juga:Triwulan II 2021, Pertumbuhan Ekonomi Sumut Tumbuh 4,95 Persen

Sejalan dengan hal tersebut, kredit tertahan (Undisbursed Loan) juga tercatat menurun (Rp14,7 T -> Rp12,1 T), mengindikasikan bahwa penyaluran kredit sudah menunjukan perbaikan seiring meningkatnya geliat perekonomian.

Selain indikator tersebut, tingkat profitabilitas (ROA) perbankan juga terpantau stabil dengan rasio BOPO yang relatif menurun bahkan lebih rendah dibandingkan rasio sebelum pandemi.

“Adapun spread bunga perbankan mencatatkan angka yang cukup stabil pada 5,3%, sedikit turun dibandingkan pada triwulan III 2021 sebesar 5,4%, namun tetap sejalan dengan BI-7DRR yang masih di angka 3,5%. Begitu juga dengan dana pihak ketiga juga akan diperkirakan tetap tumbuh,” pungkas Doddy.(anita/hm10)

Related Articles

Latest Articles