Wednesday, March 19, 2025
home_banner_first
EDUKASI

Orang Tua Siswa SMKN 10 Medan Kecewa atas Kegagalan Pengisian PDSS SNBP

journalist-avatar-top
Rabu, 5 Februari 2025 20.18
orang_tua_siswa_smkn_10_medan_kecewa_atas_kegagalan_pengisian_pdss_snbp

Gedung SMKN 10 Medan. (f: ist/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Orang tua salah seorang siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 10 Medan, Oktavia Situmorang merasa sangat kecewa dan menyayangkan kegagalan sejumlah murid untuk ikut jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025.

Dia menilai ini terjadi akibat ketidaksiapan sekolah dalam pengisian Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). “Padahal anak-anak sudah berjuang selama 5 semester agar masuk jadi siswa eligible, agar bisa ikut PTN (Perguruan Tinggi Negeri) jalur SNBP ini. Tapi ternyata mereka gugur sebelum masuk medan perang, alias kalah sebelum bertanding,” ujarnya melalui pesan tertulis, Rabu (5/2/25).

Menurut Oktavia, dia sudah mengingatkan pihak sekolah melalui para siswa, untuk memastikan pengisian PDSS telah dilakukan. Bahkan, ia bersama orang tua lainnya juga pernah bertanya langsung kepada kepala sekolah (kepsek) pada 1 Februari lalu. Mereka juga berkoordinasi dengan operator sekolah saat mendapatkan informasi perpanjangan waktu pengisian PDSS.

“Pihak sekolah melalui operator tadi mengatakan jika mereka sudah berusaha dengan mengirim email yang diminta panitia SNMPTN dan juga menanyakan tentang ini ke pusat melalui teman kepsek dan saat ini mereka lagi bertanya di kantor DPR Pusat,” lanjutnya.

SMKN 10 Tidak Masuk Daftar

Namun, analisis yang didapat menunjukkan bahwa kemungkinan besar SMKN 10 tidak termasuk dalam daftar sekolah yang diberi perpanjangan waktu. Karena perpanjangan tersebut diberikan hanya untuk sekolah yang sudah mengisi nilai, meskipun belum final.

Oktavia menjelaskan, ia mendapat informasi dari panitia bahwa ada 374 sekolah yang belum selesai finalisasi nilai pada 31 Januari. Kemudian mendapatkan perpanjangan waktu hingga 2 Februari.

Sementara yang berhasil mengirim email ada 228 sekolah, dan tersisa 145 sekolah. Namun sayangnya SMKN 10 tidak masuk dalam daftar tersebut dikarenakan nilai semester 5 tidak terbaca.

Oktavia juga mempertanyakan terkait nilai yang tidak terbaca ini, mengingat seharusnya sinkronisasi antara e-raport ke Dapodik sudah selesai pada 31 Desember 2024.

Menurutnya, masalah ini menunjukkan ketidaksiapan sekolah yang bekerja dengan terburu-buru pada waktu yang mepet, sehingga kendala tidak bisa segera diatasi. Padahal, pengisian PDSS sebenarnya bisa dilakukan dalam waktu yang cukup lama, yaitu dari 6 hingga 31 Januari.

“Jadi tadi aku bilang tolonglah dibuat surat resmi ke panitia SNBP itu, pakai kop surat kepsek. Kalau kepsek gak ada tanda tangan kan ada wakilnya, sampaikan permasalahan di SMK 10 itu bahwa sudah diisi nilai tapi gak terbaca nilai PKL di semester 5. Supaya mereka bantu mengisi di sistem manual atau dikasih perpanjangan waktu lagi. Karena kalau seperti ini kan jaringan mereka gak siap jangan jadi siswa yang korban,” tegasnya.

Siswa dan Orang Tua Berencana Unjuk Rasa

Disebutkannya, sejak beberapa hari lalu para siswa sudah berencana menggelar unjuk rasa, namun masih menunggu perpanjangan PDSS.

“Tapi ternyata sudah 2 kali diperpanjang, tetap SMKN 10 tidak berhasil finalisasi nilai di PDSS, dan kesempatan perpanjangan juga lewat kirim email SMKN 10 tidak termasuk di daftar yang difasilitasi oleh panitia SNMPTN, karena data nilai semester 5 tidak siap, berarti gagal ikut SNBP,” tuturnya.

Oleh karena itu, mereka berencana unjuk rasa meminta pertanggungjawaban dari pihak sekolah bersama para murid, Kamis (6/2/25) besok.

Sebelumnya, kata Oktavia, kepsek telah mengumpulkan para murid dan memberikan penjelasan yang dinilai kurang.

“Karena mereka tidak mengakui mereka yang salah juga, lalai dan telat, justru bilang ke anak-anak kalau SNBP juga belum tentu lulus PTN. Dan ketika ditanya siswa apa tanggung jawab mereka? Mereka arahkan ke pernyataan jika saat ini lagi diusahakan, entah usaha mana yang mereka lakukan,” ketusnya. (susan/hm24)

REPORTER: