H+7 Lebaran, Loket Bus AKAP di Asahan Masih Dipadati Penumpang


Suasana di salah satu loket bus di Terminal Kisaran ramai penumpang yang ingin balik ke daerah asalnya.(f:perdana/mistar)
Asahan, MISTAR.ID
Hingga H+7 Lebaran tahun 2025, terpantau sejumlah loket bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di Terminal Kisaran, Kabupaten Asahan masih ramai penumpang yang hendak kembali ke daerah asalnya.
Para pemudik dari berbagai kecamatan di Asahan tampak memadati loket-loket bus di terminal maupun pinggir jalan utama, seperti di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) dan Jalan Sudirman Kisaran.
Pantauan wartawan Mistar di lapangan, Senin (7/4/2025) antrean calon penumpang terlihat di berbagai agen bus yang melayani rute menuju kota-kota besar seperti Medan, Pekanbaru, Jambi, hingga Jakarta.
Meskipun puncak arus balik diprediksi telah terjadi pada H+5, lonjakan penumpang masih terus terjadi mengingat banyak perusahaan baru membuka aktivitas kerja secara bertahap mulai lusa. Beberapa loket bus diketahui memperpanjang jam operasional hingga 24 jam untuk mengakomodasi tingginya permintaan.
Salah satu loket di Sudirman Kisaran milik PO Rajawali dan PT RAPI yang melayani trayek antar provinsi tampak melayani puluhan penumpang yang datang bergantian sejak pagi hari.
"Penumpang masih ramai hari ini. Kalau puncaknya itu hari Jumat dan Sabtu kemarin,” kata Irmayani, petugas loket.
Banyak di antara penumpang yang mengaku harus pulang ke kota rantau karena aktivitas pekerjaan sudah dimulai, terutama bagi para pekerja di sektor informal maupun perusahaan swasta. Sementara sebagian lainnya merupakan mahasiswa-mahasiswi yang harus kembali ke kampus masing-masing dan akan kembali masuk, Rabu (9/4/2025) mendatang.
Meski demikian, harga tiket bus masih terbilang normal dan terjangkau. Misalnya untuk jarak menengah dari Kisaran menuju Medan di antara Rp45-50 ribu. Sementara untuk bus antar provinsi dari Kisaran antara Rp250-300 ribu tergantung kelas bus yang dinaiki.
Sebagian penumpang juga mengaku kehabisan tiket kereta api atau pesawat yang harganya cukup mahal, sehingga moda bus menjadi alternatif utama. Apalagi, bus AKAP dinilai lebih fleksibel dalam penjemputan di daerah-daerah kecil seperti di Asahan.
Seperti halnya Marzuki, warga Kisaran yang akan kembali bekerja di Medan mulai esok. Ia biasanya memilih kereta api dengan harga tiket yang terjangkau namun mengaku kehabisan tempat duduk.
“Kalau lebih nyaman dan murah itu pasti naik kereta api. Cuma karena sudah nggak dapat tiket lagi mau tidak mau naik bus. Kendalanya naik bus ini bisa kita lama diperjalanan karena situasi seperti ini pasti ramai,” ujarnya. (perdana/hm25)