10.7 C
New York
Wednesday, March 27, 2024

Kurikulum Merdeka Momentum Refleksikan Praktik Pembelajaran Indonesia

Jakarta, MISTAR.ID
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan, keberadaan Kurikulum Merdeka merupakan sebuah momentum untuk merefleksikan dan membenahi segala bentuk praktik pembelajaran yang ada di Indonesia.

“Penting bagi satuan pendidikan untuk mencermati potensi sekolah dan mempertimbangkan pilihan model Kurikulum Merdeka sebelum melakukan pendaftaran yang telah dibuka sejak 6 Februari lalu hingga 31 Maret mendatang,” kata Plt. Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek Nunuk Suryani di Jakarta, Sabtu (18/2/23).

Nunuk menuturkan, Kurikulum Merdeka mendorong para guru untuk menciptakan pembelajaran berkualitas, yang sesuai kebutuhan pelajar dan kondisi satuan pendidikan. Para guru tidak perlu terburu-buru dalam mengajar, pembelajaran pun bisa lebih mendalam karena kurikulum berfokus pada materi esensial.

Salah satu keunggulan Kurikulum Merdeka adalah adanya penguatan profil pelajar Pancasila, yang memberikan lebih banyak waktu bagi peserta didik untuk mengembangkan kompetensi dan karakter melalui belajar kelompok seputar konteks nyata.

Baca Juga:80 Sekolah di Pematangsiantar Terapkan Kurikulum Merdeka Belajar, Plt Kadisdik: Transformasi Pendidikan

Menurut Nunuk, Kurikulum Merdeka juga memberikan fleksibilitas dan dukungan bagi pendidik untuk bergotong-royong menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan pelajar dan kondisi satuan pendidikan.

“Kurikulum Merdeka akan memberi kesempatan bagi semua peserta didik untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat yang kompeten dan berkarakter Pancasila,” ucap dia.

Guru SMA Negeri 20 Konawe Selatan Imam Firmanto menambahkan sekolahnya bersedia mengikuti Kurikulum Merdeka secara mandiri karena melihat kondisi pendidikan siswa di daerah mereka timpang dengan daerah lain.

“Sekolah kami mengambil keputusan untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara mandiri karena kami mengamati dari tahun ke tahun, input atau yang masuk ke sekolah kami dari sisi kognitif itu menengah ke bawah, baik dari sisi ekonomi,” katanya.

Baca Juga:Disdik Sumut Siap Menuju Merdeka Belajar

Menurut Imam, kemampuan belajar siswa hingga sisi karakter dan keterampilan di sekolahnya sangat rendah pada mulanya. Namun sejak mengikuti Kurikulum Merdeka, para guru bisa memberi penguatan dari intisari atau karakter Kurikulum Merdeka dengan fleksibilitasnya.

Termasuk bagaimana mengakomodasi kebutuhan peserta didik sehingga kebutuhan pembelajaran mereka dapat terpenuhi dan dapat mengejar ketertinggalan pembelajaran mereka.

“Dengan mandiri berubah, kita sudah bisa mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara utuh, juga semua instrumen-instrumennya sudah disediakan oleh Kemendikbudristek melalui Platorm Merdeka Mengajar (PMM), sehingga kita tinggal mengadopsi dan memodifikasi sesuai dengan karakter sekolah,” ujarnya.(antara/hm10)

Related Articles

Latest Articles