9.1 C
New York
Friday, March 29, 2024

Antisipasi Stunting, Dinkes Medan akan Bagikan Alat Pengukur Tinggi Badan ke Seluruh Posyandu

Medan, MISTAR.ID

Dalam menekan angka gagal tumbuh kembang anak (stunting) di Kota Medan, Pemko melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) terus mengintensifkan penanganan terhadap para ibu hamil (bumil) dan balita. Hasilnya, sampai bulan Februari 2023, angka stunting tinggal 298 balita dari sebelumnya di Februari 2022 sebanyak 550 balita.

“Semua berkat kolaborasi seluruh OPD, sehingga kasus stunting bisa terus kita tekan,” ucap Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Medan dr Helena Rugun Nainggolan MKT kepada mistar.id, Rabu (12/4/23).

Dijelaskan dr Helena, adapun dalam penanganan stunting, Dinas Kesehatan Kota Medan memiliki anggaran sebesar Rp2,2 miliar untuk tahun 2023.

Baca Juga:Percepat Penurunan Angka Stunting di Siantar, Wali Kota Minta TPK Lakukan Ini

“Jadi dalam penanganan stunting ini, Dinkes Medan menangani yang namanya intervensi spesifik dengan anggaran Rp2,2 M. Di mana 600 juta untuk ibu hamil dan Rp1,6 M untuk makanan serta penopang gizi balita,” jelas Helena.

Selain itu, kata Helena, nantinya Dinkes Medan juga akan mendapatkan bantuan sebesar Rp7 miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Pemerintah Pusat untuk pengadaan alat pengukur badan balita. “Alat pengukur badan ini nantinya akan kita hibahkan ke semua Posyandu yang ada di Medan. Ini kita lakukan sebagai bentuk antisipasi stunting. Sehingga kita bisa melakukan deteksi dini untuk penanganan lebih cepat,” pungkasnya.

Seperti diketahu, ada 5 program atau inovasi yang telah dilakukan Pemko Medan dalam menurunkan angka stunting, di antaranya mencanangkan program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS). “Di mana berbagai elemen mulai dari Pemko Medan, unsur Forkopimda dan pihak swasta bergotong-royong menurunkan angka stunting dengan menyasar langsung kepada balita stunting,” kata Kadis Kesehatan Kota Medan Taufik Ririansyah beberapa waktu lalu.

Baca Juga:Cegah Stunting di Simalungun, Kapolres Bagi-bagi Makanan di 18 Nagori

Lanjut Taufik, program lainnya yang telah dilakukan adalah Goes To Campus Cegah Stunting. Melalui program ini, pihaknya melakukan pendekatan terhadap Perguruan Tinggi sebagai upaya strategi percepatan penurunan stunting.

Selain itu, Pemko Medan juga telah menjalankan program Sistem Kolaborasi Dana Kelurahan (Sikodak). Dimana inovasi ini mengintegrasikan database stunting, baik itu kemiskinan, DTKS, data UMKM dan data jalan sehingga mempermudah perangkat daerah menentukan sasaran pelaksanaan program kegiatan.

“Inovasi lainnya yang telah kita lakukan adalah pondok gizi Cegah Stunting (Ceting) yang dilakukan secara swadana. Program ini kerjasama antara Dinas Kesehatan, Puskesmas, Dinas PPKB, Kecamatan, Kelurahan, LPM dan sektor Swasta. Pondok gizi Ceting merupakan program pemberian makanan tambahan bergizi. Artinya, kita sediakan makanan bergizi dan diberikan langsung kepada anak balita stunting,” ungkapnya.

Baca Juga:Percepat Penurunan Angka Stunting di Siantar, Wali Kota Minta TPK Lakukan Ini

Program lainnya, sambung Taufik, Pemko Medan melakukan Bedah Rumah Keluarga Balita Stunting. Di mana sebanyak 22 unit Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di kawasan Kelurahan Tegal Sari Mandala III, Kecamatan Medan Denai telah selesai diperbaiki dan penyerahan kunci juga telah diberikan langsung oleh Wali Kota Medan.

“Program bantuan UMKM bagi keluarga balita yang terkena stunting guna menggerakkan perekonomian keluarganya juga merupakan bagian dari upaya yang telah dilakukan Pemko Medan dalam menangani stunting. Sebab, perekonomian juga berdampak terhadap kurangnya asupan gizi untuk balita, apalagi dalam kurun waktu yang cukup lama sehingga mengakibatkan balita menjadi stunting,” sebutnya.

Ke depannya, Taufik menyebut bahwa Pemko Medan akan terus fokus untuk menurunkan angka stunting dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat. “Kolaborasi semua pihak sangat dibutuhkan dalam penanganan stunting. Selain itu, kontribusi dan kepedulian bersama bisa mengentaskan masalah stunting yang diketahui merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis,” pungkasnya.(rahmad/hm15)

Related Articles

Latest Articles