10.1 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

5 Provinsi Dengan Penderita Sifilis Terbanyak di Indonesia

MISTAR.ID – Kasus sifilis atau raja singa alami lonjakan di Indonesia. Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, lonjakan kasus sifilis dalam lima tahun terakhir hingga 70 persen. Di tahun 2022, kasus sifilis mencapai 21 ribu orang.

Bahkan, kasus pada anak-anak juga terbilang banyak. Kemenkes membuka data lima provinsi terbanyak untuk kasus sifilis.

Dari lima kasus yang dibeberkan oleh Kemenkes, banyak kasus terdapat di kota-kota besar. Mengapa? Ada kemungkinan dipengaruhi faktor kebiasaan seks tidak sehat, seperti tidak pakai kondom atau bergonta-ganti pasangan.

Baca Juga: Waspadai Jika Tangan Kanan Anda Kebas, Ini Gejalanya

Adapun kasus sifilis tertinggi di lima provinsi Indonesia adalah sepanjang tahun 2022:

  1. Papua

Kementerian Kesehatan mencatat kasus sifilis di sini sebanyak 3.864 kasus dari 34.625 pemeriksaan. Sayangnya, hanya 2.373 pasien yang mendapat pengobatan. Selebihnya tidak mencari atau mendapat bantuan medis.

  1. Jawa Barat

Di urutan kedua ditempati oleh Jawa Barat dengan 3.186 kasus sifilis sepanjang 2022 dari pemeriksaan 305.816 tes. Dari 3.186 kasus, hanya 1.500 pasien yang mendapat pengobatan.

  1. DKI Jakarta

DKI Jakarta menjadi salah satu provinsi dengan kasus sifilis tertinggi dengan 1.897 kasus setelah memeriksa 71.037 orang. Kemudian, hanya 1.343 pasien yang mendapatkan pengobatan.

Baca Juga: Awas! Pria Lebih Rentan Botak Dibandingkan Wanita

  1. Papua Barat

Setelah Papua yang berada di puncak tertinggi kasus, maka Papua Barat juga menempati posisi keempat. Dinas Kesehatan provinsi mencatatkan kasus positif sifilis sebanyak 1.816 dari 9.659 pemeriksaan. Mirisnya, hanya 940 pasien diobati.

  1. Bali

Terakhir, Bali memiliki kasus sebanyak 1.300 kasus dengan 1.040 orang mendapat pengobatan. Jumlah kasus positif diperoleh dari 53.876 pemeriksaan.

Dari keseluruhan data yang diperoleh, kasus sifilis 2022 didominasi usia dewasa muda yaitu 25-49 tahun dengan 63 persen kasus. Disusul kelompok usia 20-24 (23%) dan usia 15-19 tahun (6%). (okezone/hm20)

Related Articles

Latest Articles