21.2 C
New York
Tuesday, May 21, 2024

Waspadai Penularan Virus Marburg, Risiko Kematian Capai 88%

Jakarta, MISTAR.ID

Pakar peringatkan bahaya penularan yang meluas di Afrika pada virus marburg dengan risiko tinggi mematikan ke manusia. Prediksi tersebut diungkap usai ditemukannya dua kasus baru dugaan virus marburg di Kamerun, Afrika Tengah.

Negara tetangganya, Guinea Khatulistiwa, pertama kali melaporkan wabah penyakit itu pada Senin 13 Februari 2023, yang telah merenggut nyawa sembilan orang.

Kamerun telah membatasi pergerakan di sepanjang perbatasan untuk mencoba dan menghentikan penyakit, yang memiliki tingkat kematian 88 persen, agar tidak menyebar. Namun sayangnya, dua remaja di negara tersebut telah terjangkit penyakit tersebut.

“Pada 13 Februari, kami memiliki dua kasus yang dicurigai. Ini adalah dua anak berusia 16 tahun, laki-laki dan perempuan,” kata Robert Mathurin Bidjang, seorang pejabat kesehatan masyarakat Kamerun, dikutip The Sun, Kamis (16/2/23).

Baca JUga:Ghana Nyatakan Bebas dari Virus Marburg yang Mirip Ebola

Pejabat kesehatan di negara itu kini memantau 42 orang yang merupakan kontak dekat dengan kedua remaja itu, dan menindaklanjuti kontak lainnya. Jenis virus mematikan, yang mirip dengan Ebola itu menyebabkan mereka yang terinfeksi, meninggal akibat kehabisan darah.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengadakan pertemuan mendesak mengenai kasus-kasus tersebut, memanggil para ahli dari seluruh dunia untuk membahas cara mengatasi penyakit tersebut.

Guinea Khatulistiwa, yang belum pernah menangani wabah virus Marburg sebelumnya, telah mengkarantina lebih dari 200 orang dan membatasi pergerakan.

Baca Juga:Dua Orang di Ghana Terinfeksi Virus Marburg yang Sangat Menular

“Pengawasan di lapangan telah diintensifkan. Pelacakan kontak, seperti yang Anda ketahui, adalah landasan respons. Kami telah mengerahkan kembali tim COVID-19 yang ada di sana untuk pelacakan kontak dan dengan cepat memasangnya kembali untuk benar-benar membantu kami,” ujar Perwakilan WHO di Equatorial Guinea, George Ameh.

Banyak yang tertular penyakit ini mengalami pendarahan internal yang parah dalam waktu seminggu, dengan darah dari hidung, gusi, vagina dan muntahan serta tinja, dan meninggal tidak lama kemudian.

Virus ini ditularkan ke manusia dari kelelawar buah, dan dapat menyebar di antara manusia melalui kontak langsung dengan cairan tubuh, permukaan, dan bahan, kata WHO. Terlebih, Tidak ada pengobatan atau vaksin untuk Marburg.

Baca Juga:WHO Memburu 4 Orang Kontak Erat Pasien Virus Marburg Tewas

Ada pun pada 2014-2016 wabah Ebola terbesar sejak 1970 dimulai di Guinea. Kasus tercatat di Nigeria, AS, Inggris, Spanyol, dan Italia. Ada 28.616 kasus suspek, kemungkinan dan terkonfirmasi di Guinea, Sierra Leone dan Liberia, dan 11.310 kematian.

Sementara, kemungkinan ada selusin wabah Marburg besar sejak ditemukan di Marburg, Jerman, pada tahun 1967. Kasus sebagian besar terjadi di Afrika selatan dan timur, termasuk Angola, Kongo, Kenya, Afrika Selatan, dan Uganda, kata WHO.(viva.co.id/hm01)

Related Articles

Latest Articles