6.5 C
New York
Friday, April 26, 2024

Kebijakan Pembatasan Ekonomi Disebut Rugikan AS dan China  

Washington, MISTAR.ID

Adanya kebijakan pembatasan ekonomi dinilai telah merugikan Amerika Serikat (AS) dan China selama ini.

Menteri Perdagangan, AS Gina Raimondo dan Menteri Perdagangan China, Wang Wentao, pada Kamis (25/5/23) menyampaikan, keprihatinan mengenai kebijakan pemerintah masing-masing yang saling serang dan saling membatasi.

Seperti China terhadap perusahaan-perusahaan konsultan AS. Begitu juga larangan AS terhadap ekspor teknologi semikonduktor Cina. Kedua belah pihak mengumumkan tidak ada yang diuntungkan dalam perselisihan mengenai teknologi dan keamanan ini.

Baca juga: Potensi Kerugian Ekonomi China-Taiwan Jika Perang Pecah

Kondisi itu membuat Raimondo dan Wang berjanji memperkuat pertukaran mengenai isu-isu perdagangan.

Perusahaan-perusahaan dari kedua belah pihak telah dihantui kontrol resmi yang lebih ketat terhadap perdagangan semikonduktor dan aktivitas lain dengan alasan keamanan.

Hubungan diplomatik antara kedua pemerintah berada pada tingkat terendah dalam beberapa dekade terakhir menyusul perselisihan mengenai teknologi, keamanan, klaim teritorial China dan perlakuan Beijing terhadap Hong Kong dan etnis minoritas.

Raimondo menyuarakan keprihatinan mengenai tindakan-tindakan China terhadap perusahaan-perusahaan AS di negeri tirai bambu itu. Diketahui Polisi China menggerebek kantor konsultan Bain & Co dan Capvision,  serta sebuah perusahaan uji tuntas, Mintz Group, menyusul perluasan undang-undang keamanan dan intelijen nasional.

Baca juga: Dolar Merosot Lantaran Data Ekonomi AS Melemah

Penggerebekan itu mengguncang perusahaan-perusahaan asing, yang menurut Kamar Dagang Inggris di China pekan ini menginginkan kejelasan yang lebih besar tentang penegakan hukum.

Sementara pihak berwenang China mengatakan, perusahaan-perusahaan wajib mematuhi hukum, namun tidak memberikan indikasi apakah mereka melihat adanya pelanggaran.

Wang menyatakan keprihatinan utamanya tentang kebijakan AS mengenai larangan semikonduktor, ekspor dan perdagangan China. Namun dirinya tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Presiden China, Xi Jinping, pada bulan Maret 2023 menuduh AS berusaha menghambat perkembangan China, setelah pemerintah AS memblokir akses ke teknologi untuk membuat chip prosesor canggih.

Baca juga: China Nyatakan Siap Bekerja Sama dengan Rusia di Berbagai Bidang

Langkah AS ini ikut menghambat upaya Partai Komunis yang berkuasa untuk mengembangkan produsen semikonduktornya sendiri untuk ponsel pintar, kecerdasan buatan dan aplikasi canggih lainnya.

Presiden Joe Biden telah memperketat pembatasan yang diberlakukan oleh pendahulunya, Donald Trump, terhadap akses ke desain, manufaktur, dan teknologi lain yang menurut Washington dan sekutunya dapat digunakan untuk meningkatkan persenjataan Cina.

Sedangkan posisi saat ini, Beijing terus mengancam untuk menyerang Taiwan dan terlibat dalam sengketa teritorial dengan negara tetangga lainnya.

Kedua pemerintah belum melanjutkan negosiasi tatap muka untuk mengakhiri perang tarif yang dipicu kenaikan pajak impor, yang dulu diberlakukan Trump terhadap barang-barang China, atas keluhan tentang kebijakan industri Beijing dan pencurian teknologi.

Baca juga: China Yakin Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Siap Sesuai Jadwal

Menurut informasi pemerintah China, Wang dijadwalkan bertemu dengan perwakilan perdagangan AS, Kathering Tai. Wang berada di AS untuk menghadiri pertemuan Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik yang berlangsung di Detroit. (republika/hm16)

 

 

Related Articles

Latest Articles