21.4 C
New York
Friday, May 3, 2024

Ini Permintaan Palestina di Peringatan Hari Nakba Pertama Kalinya

New York, MISTAR.ID

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggelar peringatan Hari Nakba yang pertama kalinya, Senin (15/5/23).

Peringatan Hari Nakba di PBB sangat bersejarah dan penting, karena Majelis Umum memainkan peran kunci dalam pembagian Palestina.

Peristiwa Nakba terjadi pada 1948, ketika sekitar 700.000 warga Palestina melarikan diri atau dipaksa meninggalkan rumah mereka karena dijajah oleh pasukan Zionis. Diperkirakan lebih dari 5 juta pengungsi Palestina berada di seluruh Timur Tengah.

Baca juga: Warga Palestina yang Mogok Makan Tewas di Penjara Israel

Hal ini tetap menjadi isu utama yang diperdebatkan dalam konflik Arab-Israel. Israel menolak tuntutan pengembalian massal pengungsi Palestina ke rumah mereka yang telah lama hilang. Israel mengatakan, langkah itu akan mengancam karakter Yahudi.

Presiden Palestina, Mahmoud Abbas mendesak PBB menangguhkan keanggotaan Israel. Abbas menyerukan desakan itu saat menghadiri peringatan Hari Nakba.

Di awal pidatonya, Abbas membahas nakba, istilah yang digunakan Palestina untuk menggambarkan pembentukan negara Israel. Dalam bahasa Arab, ‘nakba’ berarti bencana.

Dia pun mengungkit kembali sejarah pembentukan Israel, yang bermula dari perundingan pada 1947. Menurutnya, ketika itu Israel sepakat atas pembentukan Palestina sebagai syarat agar Negeri Zionis itu bisa masuk PBB.

Baca juga: Israel Bunuh Warga Palestina Saat Gerebek Tepi Barat

Selain itu, Israel juga sepakat untuk menerima kembali para pengungsi Palestina. Namun setahun kemudian, Yahudi dan Inggris hanya menyepakati solusi dua negara. Itu pun tak kunjung terwujud, hingga akhirnya Palestina melancarkan Perang Kemerdekaan pada tahun 1948.

“Memaksa Israel menerapkan dua resolusi tersebut saat itu merupakan syarat keanggotaan PBB. Namun sayangnya, beberapa negara mengganggu implementasi resolusi itu dalam praktik yang melanggar keadilan, etika dan nilai-nilai kemanusiaan,” sebut Abbas.

Dia juga menjelaskan, Inggris dan Amerika Serikat sebagai pihak yang pantas disalahkan atas Hari Nakba dan pembentukan negara Israel.

Abbas juga membantah klaim Israel yang menyatakan, mereka memanfaatkan dengan baik tanah tempat tinggal itu. Menurutnya, klaim tersebut sama dengan retorika juru propaganda Nazi, Joseph Goebbels.

Baca juga: Pimpin Misa Paskah, Paus Fransiskus prihatin atas Kekerasan Baru Israel-Palestina

Dalam kesempatan itu, Abbas juga mendesak PBB agar merutinkan peringatan Hari Nakba menjadi setiap tahun. Sementara itu, Israel sejak lama menolak peringatan Hari Nakba di PBB.

Berdasarkan keterangan sejumlah diplomat Israel, mereka pun berupaya mendekati sekitar 100 negara beberapa hari ini agar tak menghadiri peringatan Hari Nakba.

Menurut diplomat Israel, 32 negara sepakat tak hadir. Pada akhirnya, 44 negara tak mengikuti peringatan Hari Nakba di PBB, termasuk Amerika Serikat (AS).

“AS tak mendukung acara yang digagas atau didukung bias anti-Israel yang terlembaga,” ucap juru bicara perwakilan AS di PBB, Nate Evans. Namun, ia memastikan AS tetap mendukung perdamaian dengan Palestina.

“AS mendukung tindakan-tindakan di PBB yang mempersatukan pihak-pihak dan menanamkan dasar untuk negosiasi solusi dua negara dan fokus untuk mendorong pihak-pihak mengambil langkah peredaman ketegangan dan menanamkan kepercayaan bersama,” tuturnya. (cnn/hm16)

Related Articles

Latest Articles