5.8 C
New York
Friday, April 26, 2024

China Tentang Campur Tangan Pihak Luar dalam Hubungan Lintas Selat

Beijing, MISTAR.ID

Presiden China Xi Jinping pada Senin (13/3/23) mengatakan Beijing menentang tegas campur tangan pihak asing dalam hubungan lintas selat serta aktivitas pasukan separatis ‘kemerdekaan Taiwan’. Itu disinyalir sebagai sebuah peringatan terselubung yang dialamatkan kepada Amerika Serikat.

Dalam menghadapi hubungan Beijing dan Washington yang memburuk atas pulau demokrasi yang memerintah sendiri, Xi dalam pidatonya pada akhir sidang tahunan parlemen menekankan perlunya menegakkan prinsip ‘Satu China’, yang menganggap Taiwan sebagai bagian tak terpisahkan dari China dan akan terus melakukan upaya penyatuan.

China telah meningkatkan tekanan militer dengan tajam kepada Taiwan sejak kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi pada Agustus tahun lalu.

Baca Juga:PM China Li Qiang Berusaha Yakinkan Sektor Swasta dalam Berbisnis

Negara komunis China dan Taiwan telah memiliki pemerintahan terpisah sejak perpecahan pada 1949 setelah perang sipil. Beijing menganggap pulau tersebut sebagai provinsi pemberontak untuk disatukan dengan daratan utama, dengan paksa bila perlu.

Xi juga mengatakan dalam kesimpulan sidang sembilan hari Kongres Rakyat Nasional bahwa China harus bekerja untuk mendapatkan kemandirian dan kekuatan yang lebih hebat dalam sains dan teknologi, serta mendorong transformasi dan peningkatan industri.

Pernyataan itu muncul di tengah upaya AS memperketat pembatasan akses bagi negara Asia itu untuk teknologi mutakhir seperti semikonduktor. Pemimpin China itu berjanji negaranya akan memajukan pembangunan berkualitas tinggi sebagai upaya membangun negara sosialis modern hebat pada pertengahan abad ke-21 dan bersumpah bahwa Beijing akan mendorong modernisasi pertahanan dan militer nasional.

Baca Juga:Li Qiang Resmi Dilantik Jadi PM Baru China

Xi juga mengatakan China akan memajukan ekonomi terbuka dan berusaha menumbuhkan lingkungan yang menguntungkan bagi perkembangan negaranya.

Setelah sidang parlemen usai, Perdana Menteri baru Li Qiang mengatakan dalam konferensi pers pertamanya setelah menempati pos itu bahwa bukan tugas yang mudah untuk mencapai target pertumbuhan produk domestik bruto (GDP) sebanyak lima persen pada 2023, menyerukan upaya ganda untuk memenuhi target tersebut.

Namun, Li mengatakan ekonomi kedua terbesar dunia itu telah stabil dan kembali terangkat di dua bulan pertama tahun ini serta menunjukkan keyakinan bahwa China akan menghadapi segala tantangan dan bergerak maju menuju masa depan yang lebih baik.(antara/hm15)

Related Articles

Latest Articles