Medan, MISTAR.ID
Nely Suryani (41) memulai perjalanan di dunia usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di 2018 setelah suaminya dipensiundinikan dari pekerjaannya di Pekanbaru.
Kondisi itu pun membuat ibu tiga anak ini beserta keluarganya harus menunggu selama 4 bulan agar bisa kembali ke Medan.
Sebagai ibu rumah tangga, Nely mengaku sempat bingung untuk mendapatkan penghasilan bagi keluarganya.
“Saya putus asa dan bingung mencari kegiatan yang dapat memberi pemasukan untuk keuangan keluarga sambil menunggu uang pensiun suami cair. Sampai akhirnya teman dekat menyarankan untuk membuat kerajinan tangan (craft),” katanya kepada Mistar.id, Jumat (29/11/24).
Dengan tekun, Nely akhirnya mencoba meniti usaha kerajinan tangan, dan berhasil mendapatkan pesanan pertama sebanyak 200 pcs pin cushion dan 200 pcs bros hijab. Perlahan usahanya berkembang dan dikenal luas hingga luar daerah.
Baca juga: Terinspirasi Seniman Rusia, Gadis Medan Ini Buka Usaha Kecantikan Kuku
Namun, perjalanan Nely tidak selalu mulus. Pada 2019, keterbatasan modal dan bahan baku, sebutnya, menyebabkan banyak pelanggan kecewa karena pesanan tidak bisa terlayani dengan baik.
“Ekonomi keluarga juga semakin terpuruk akibat kondisi pasar yang tidak stabil menjelang pemilu 2019, dan usaha kecil-kecilan suami yang dimulai sejak usai pensiun pun mulai bangkrut. Apalagi ditambah adanya wabah covid-19,” lanjutnya.
Nely akhirnya mencoba mencari peluang lain, seperti usaha makanan, yang tidak padam di tengah pandemi saat itu. Produk pertama yang ia jual adalah pizza, yang kemudian diikuti dengan berbagai jenis roti, kue basah, dan snack box hingga brownies. Tanpa diduga, permintaan semakin meningkat
“Saya modal nekat saja, karena saya sama sekali tidak memiliki skill dan pengetahuan tentang perbakingan, semua secara otodidak dengan mencari referensi resep dan menonton video di youtube,” akunya.
Baca juga: Wanita Ini Raup Cuan Berawal dari Kesukaannya dengan Makanan Khas Thailand
Hingga saat ini, usaha dengan nama Dapur Ataya ini memiliki banyak jenis makanan, dengan varian harga mulai dari Rp2.000 hingga Rp120.000, Nely mampu menjual hingga 300 kotak kue setiap bulan dan memperoleh pendapatan kotor hingga Rp5 juta per bulan.
