Anak Korban Erupsi Gunung Sinabung Dirikan Komunitas Relawan Pendidikan
anak korban erupsi gunung sinabung dirikan komunitas relawan pendidikan
Medan, MISTAR.ID
Aflah Fajari, pemuda Berastagi kelahiran 1998 yang pernah mengungsi selama hampir tiga tahun akibat erupsi Gunung Sinabung tahun 2010 silam, kini menjadi sosok inspiratif bagi warga sekitar.
Mengalami kehidupan pahit tak menjadikan anak pertama dari dua bersaudara ini, putus asa dalam mengejar cita-citanya. Aflah menyelesaikan pendidikan dan meraih gelar Sarjana Agroteknologi dari Universitas Sumatera Utara (USU) pada 2021.
Pernah tinggal di posko pengungsian, Aflah merasakan banyaknya kekurangan seperti fasilitas, terutama pendidikan. Keresahan ini mendorongnya untuk berkontribusi kepada masyarakat, khususnya anak-anak di daerah pedalaman.
Bersama teman-temannya, Aflah mendirikan sebuah komunitas relawan pendidikan, bernama Rumnet pada 2019 lalu. Komunitas ini bertujuan membawa teknologi dan literasi bagi anak-anak di daerah terpencil.
“Kegiatan kerelawanan ini kita lakukan setiap Sabtu dan Minggu di Dusun XV Kurandak. Hingga saat ini Rumnet telah mengajar sebanyak 60 anak dan memiliki lebih dari 70 relawan pendidikan yang berasal dari berbagai universitas di Sumatera Utara, salah satunya USU,” ujarnya, Selasa (26/11/24).
Baca Juga : Pawai Ratusan Pelajar dan Komunitas Meriahkan Karnaval Sosialisasi Pilkada 2024
Selain mengajar di Dusun Kurandak, Rumnet juga memberikan program ngaji gratis dan subsidi listrik masjid. Saat ini Rumnet juga menyediakan bimbel gratis untuk anak-anak di sekitar sekretariat mereka di Jalan Santun nomor 69, Sudirejo I, Medan Kota.
“Dananya dari donatur yang kita kelola. Kita juga adakan semacam kemah perpisahan dengan relawan dan juga kemah seru-seruan tahunan untuk pengurus,” tutur Aflah yang kini menetap di Tanjung Sari, Medan.
Seiring waktu berjalan, pada 2023 Aflah dan timnya mendirikan Yayasan Muda Satu Abdi untuk membawahi Rumnet. Dia mengatakan, yayasan ini telah mendapat izin resmi dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).
Namun perjalanan Rumnet tidak selalu mulus. Pada masa awal berdirinya, mereka menghadapi berbagai tantangan, termasuk wabah Covid-19 yang menghambat kegiatan. Selain itu, masalah pendanaan juga menjadi kendala besar.
Untuk mengatasi hal ini, Aflah dan timnya melakukan penggalangan dana, seperti mengumpulkan donasi dan mengikuti berbagai kompetisi berhadiah yang dapat mendukung pendanaan Rumnet.
PREVIOUS ARTICLE
Banjir di Klambir Lima jadi Wahana Bermain Anak-anakNEXT ARTICLE
Ratusan Guru PNS di Siantar Belum Sertifikasi