14.2 C
New York
Tuesday, May 21, 2024

Bongkar Dapur: Menelisik Museum Perjuangan TNI Medan

Medan, MISTAR.ID

Museum Perjuangan TNI Sumatera Utara yang terletak di Jl. KH Zainul Arifin No. 8 di Kota Medan telah berdiri selama 95 tahun, dimulai pada tahun 1928 ketika bangunan tersebut didirikan oleh pemerintah Belanda sebagai Asuransi NV Levensverzekering Mattschappij “Arnhem”.

Bangunan ini telah mengalami perjalanan sejarah yang panjang, mulai dari periode 1942 hingga 1945, bangunan ini berada di bawah kendali Jepang, kemudian pada periode 1945 hingga 1947 dikuasai oleh Sekutu/Inggris, dan dari 1947 hingga 1949 kembali dikuasai oleh Belanda.

Pada masa 1949 hingga 1959, bangunan ini digunakan sebagai kantor Pangdam I sampai III, sementara dari tahun 1959 hingga 1971 difungsikan sebagai kantor Angkutan Kodam (Angdam).

Baca juga: Bongkar Dapur: Musperin 2 Menghubungkan Masa Lalu dengan Masa Depan

Sejak 1971 hingga sekarang, bangunan ini bertransformasi menjadi Museum Perjuangan TNI.

Museum yang dibuka pada tahun 1971, merupakan sebuah tempat penyimpanan sejumlah benda bersejarah terkait perjuangan ABRI dan masyarakat di Sumatera Utara.

Di antaranya, terdapat senjata, obat-obatan, serta seragam yang dipakai saat perang kemerdekaan Indonesia melawan pemberontakan pada tahun 1985.

Pada tanggal 5 Oktober 1996, Pangdam I Bukit Barisan meresmikan renovasi museum ini dan memberikan namanya, Museum Perjuangan TNI.

Koleksi museum meliputi berbagai peninggalan arkeologi, karya seni, relief, monumen, serta perlengkapan militer. Lantai pertama museum ini juga menyimpan koleksi bendera pertama yang dikibarkan di Provinsi Sumatera Utara.

Baca juga: Bongkar Dapur: Pelataran Difabel, Cafe Disabilitas Pertama di Kota Medan

Di lantai kedua, pengunjung dapat melihat beragam perlengkapan militer, mulai dari obat-obatan tradisional hingga uang yang digunakan pada masa penjajahan, serta senjata hasil jarahan yang digunakan oleh TNI dalam perang melawan penjajah.

Selain menampilkan perlengkapan sejarah TNI pada masa penjajahan Belanda, lantai kedua juga menampung sebuah museum tersendiri.

Masyarakat yang datang ke museum perjuangan TNI tidak dipungut biaya apapun. (wahyudi/khairul/hm21).

Related Articles

Latest Articles