5.5 C
New York
Friday, April 26, 2024

Uang Beredar di RI Lampaui Rp 8.350 Triliun, Tumbuh 5,5%

Jakarta, MISTAR.ID

Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar dalam arti luas pada April 2023 mencapai Rp 8.350,4 triliun atau tumbuh 5,5% year on year (yoy). Angka itu lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 6,2%.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengungkapkan perkembangan ini disebabkan oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1).

“Pada April 2023, M1 tumbuh 3,4% yoy, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 4,8% yoy,” kata dia dalam siaran pers, Senin (29/5/2023).

Kemudian tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 47,1% terhadap M1, tercatat sebesar Rp 2.200,3 triliun pada posisi laporan atau tumbuh 0,4% yoy, setelah bulan sebelumnya tumbuh 2,7% yoy.

“Komponen uang kartal yang beredar di masyarakat pada April 2023 tercatat Rp 895,8 triliun atau terkontraksi 0,1% yoy, setelah tumbuh sebesar 5,1% yoy pada Maret 2023,” jelas dia.

Kemudian giro rupiah tercatat tumbuh 10,2% yoy, setelah tumbuh sebesar 7,8% yoy pada bulan sebelumnya Rp 11,1 triliun dengan pangsa 0,2% terhadap M1 atau tumbuh 11,5%, setelah terkontraksi sebesar 3,2% yoy pada Maret 2023.

Selanjutnya uang kuasi dengan pangsa 43,8% dari M2, tercatat sebesar Rp 3.653,7 triliun pada April 2023, atau tumbuh 8,6% yoy setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 8%.

Baca juga : Puncak Uang Beredar Terjadi Pada Ramadhan dan Idul Fitri

Tumbuhnya uang kuasi ini disebabkan oleh pertumbuhan giro valas sebesar 29,2% yoy pada bulan laporan, setelah tumbuh 24% pada bulan sebelumnya. “Untuk tabungan lainnya tercatat tumbuh 7% pada April 2023, setelah tumbuh 4,5% yoy pada Maret 2023. Selanjutnya simpanan berjangka tumbuh 4,8% yoy pada April 2023, setelah bulan sebelumnya tumbuh 5,1%,” jelasnya.

Dari laporan ini, BI juga mencatat dana pihak ketiga (DPK) pada April 2023 tercatat Rp 7.746,6 triliun atau tumbuh 7% setelah bulan sebelumnya tumbuh 7,2%. Kemudian kredit yang disalurkan oleh perbankan tercatat Rp 6.449,8 triliun atau tumbuh 8% yoy. (Detikfinance/hm19)

Related Articles

Latest Articles