9.1 C
New York
Saturday, April 20, 2024

Resesi Syahwat Makin Gawat, Mengatasinya Pemerintah Jepang Kucurkan Rp372 T

Tokyo, MISTAR.ID

Pemerintah Jepang mengucurkan dana senilai USD25 miliar atau setara dengan Rp372,7 triliun (kurs Rp14.908) untuk mengatasi masalah resesi seks yang semakin gawat.

Mengutip Channel News Asia (CNA), Jumat (2/6/23), Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, mengungkapkan dana tersebut bakal dikucurkan ke masyarakat dalam bentuk subsidi langsung. Dengan rincian bantuan keuangan untuk pendidikan dan perawatan prenatal, hingga promosi kerja yang fleksibel dan cuti ayah.

Selain itu, Kishida juga sudah menyiapkan sejumlah kebijakan baru, guna mengatasi krisis angka kelahiran. Yakni dengan meningkatkan pendapatan kaum muda dan generasi yang mengasuh anak.

“Kami akan bergerak maju dengan langkah-langkah ini untuk melawan penurunan angka kelahiran tanpa meminta masyarakat menanggung beban lebih lanjut,” kata Kishida.

Kasus resesi syahwat ini tak terjadi di Jepang saja, hampir seluruh negara maju juga mengalami hal senada. Namun, masalah resesi libido terparah memang terjadi di Jepang.

Baca juga : Populasi Menyusut, China Cari Cara untuk Tingkatkan Angka Kelahiran

Negara Sakura ini memiliki populasi tertua kedua di dunia setelah Monako. Aturan imigrasi yang relatif ketat berarti menghadapi kekurangan tenaga kerja yang terus meningkat.

Negara berpenduduk 125 juta jiwa ini mencatat kurang dari 800 ribu kelahiran tahun lalu, titik nadir sejak pencatatan dimulai. Sementara biaya perawatan lansia melonjak.

“Untuk itu, pemerintah akan menganggarkan sekitar USD 25 miliar selama tiga tahun ke depan untuk mengatasi masalah tersebut,” ujar dia.

Namun kebijakan yang diambil Kishida menimbulkan kritik. Sebab Kishida dianggap gagal untuk mengidentifikasi sumber pendanaan selain pemotongan pengeluaran di tempat lain dan meningkatkan ekonomi. (Kumparan.com/hm19)

Related Articles

Latest Articles