15.4 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Peningkatan Bisnis Peternak Dukung Kenaikan Produksi Susu

Jakarta, MISTAR.ID

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan bahwa peningkatan skala bisnis peternak tradisional akan dapat mendorong kenaikan produksi susu secara nasional.

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika dalam Kick Off Program Young Progressive Farmer Academy di Jakarta, Rabu, mengutarakan bahwa produksi susu di dalam negeri yang baru sekitar 20 persen membuat Indonesia masih sangat tergantung pada impor bahan baku susu.

“Untuk peningkatan suplai bahan baku susu segar sangat dibutuhkan akselerasi yang luar biasa,” katanya.

Putu menjelaskan telah mengidentifikasi masalah utama dalam pengembangan produksi susu segar dalam negeri yaitu karena populasi sapi perah yang masih sangat terbatas, yakni 592 ribu ekor.

Di sisi lain, produktivitas sapi perah rakyat di dalam negeri masih sangat rendah yaitu 8-12 liter per ekor per hari, jauh berbeda dengan produksi susu segar di dalam negeri yang bisa mencapai 30 liter per ekor per hari.

Belum lagi tingginya rasio biaya pakan dengan hasil produksi susu. Kondisi tersebut lagi-lagi berbanding terbalik dengan biaya pakan di negara-negara lain yang telah berhasil memproduksi susu untuk kebutuhannya.

Pengembangan produksi susu segar juga dihadapkan pada terbatasnya lahan untuk kandang dan pakan hijauan, minimnya kepemilikan sapi perah peternak rakyat yang baru 2-3 ekor per peternak, biaya pembesaran (rearing) anakan sapi perah yang cukup mahal.

Dan kurangnya pemahaman peternak rakyat akan Good Dairy Farming Practices (GDFP), serta masih minimnya minat anak muda untuk menjadi peternak.

“Di Indonesia produktivitas 1 sapi perah itu sekitar 12 liter per ekor per hari. Di Belanda, sampai 30 liter per ekor per hari. Ini mendorong kami untuk bisa meng-upgrade peternak muda ini,” imbuhnya lagi.

Selain soal produktivitas, pengembangan produksi susu segar dalam negeri juga terkendala masalah regenerasi.

Peningkatan skala bisnis ini memungkinkan peternak untuk melakukan efisiensi biaya dengan penerapan teknologi praktis di kandang, penerapan peternakan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan akan mudah diaplikasikan serta mendorong kenaikan pendapatan sampai 50 persen. (Antara/hm19)

Related Articles

Latest Articles