15.2 C
New York
Wednesday, May 15, 2024

Jelang Akhir Tahun, Permintaan Ekspor Karet Sumut Turun

Medan, MISTAR.ID

Menjelang akhir tahun 2023, permintaan ekspor karet asal Sumatera Utara (Sumut) menurun. Hal tersebut disampaikan Sekretaris Eksekutif Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah.

Dikatakannya, setelah naik tipis pada September sebesar 0,65% dibandingkan Agustus, ekspor karet Sumut terjadi penurunan kembali untuk pengapalan Oktober. Realisasi ekspor karet Sumatera Utara pada Oktober sebesar 22.637 ton atau terjadi penurunan 7,9% dibandingkan bulan lalu. Bila dibadingkan dengan volume Oktober 2022, terlihat masih anjlok atau turun sebesar 7,74%.

“Penurunan ekspor ini terjadi akibat menurunnya permintaan, utamanya dari China. Ada penurunan permintaan dari negara-negara konsumen utama merupakan cerminan ketidakpastian global, dampak geo-politik perang Rusia-Ukraina dan Israel-Hamas, serta ketegangan China-AS,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (23/11/23).

Maka, sambungnya, diharapkan untuk pengapalan akhir tahun pada November mulai membaik dimana pabrik-pabrik ban akan menambah stok sampai akhir tahun.

“Untuk pengapalan Oktober kondisi permintaan karet China kembali menurun. Posisi China sebagai nagara tujuan ekspor pada Oktober turun ke peringkat-5 dari peringkat-3 pada September. Sebagaimana diketahui, China merupakan konsumen nomor satu dunia yang mengkonsumsi lebih 40% dari 15,12 juta ton dari total konsumsi karet alam dunia pada 2022,” jelasnya.

Baca Juga : Performa Ekspor Karet Sumut masih Stagnan, Ini Pemicunya

Tercatat sebanyak 28 negara tujuan ekspor Oktober 2023, 5 negara tujuan utama adalah Jepang 36,66%, USA 16,75%, Canada 7,97%, Brazil 6,16% dan China 5,4%.

“Diharapkan ekspor November lebih baik walaupun Sumatera Utara masih sulit bangkit. Sulitnya bangkit masih dengan isu utamanya yakni kelangkaan bahan baku akibat semakin berkurangnya kebun karet baik dari Sumatera Utara maupun provinsi sentra produksi karet lainnya akibat konversi ke tanaman lain,” jabarnya.

Sebagaimana diketahui, sumber bahan baku sebagian besar dari luar provinsi diantaranya Riau (20,32%), Lampung (17,43%), Aceh (8,21%), Jamb (5.21%), Kepulauan Riau (3.39%), Bengkulu (2,81%), Sumatera Barat (2,02%). Produksi dari perkebunan karet di Sumatera Utara pada November ini dipastikan menurun akibat gangguan curah hujan.

Sementara itu, harga rata-rata SICOM TSR-20 Oktober 2023 sebesar 144,09 sen AS atau naik 3,23 sen dibandingkan bulan sebelumnya. Sampai minggu ke-3 November harga rata-rata masih lebih tinggi dibandingkan bulan lalu, rata-rata pada 22 November adalah 147,14. Sedangkan harga penutupan pada 22 November tercatat 145,7. (anita/hm24)

Related Articles

Latest Articles