Jika Anda berjalan lebih jauh, Anda akan melihat banyak pohon pinus laut yang rindang di bibir pantai. Sekumpulan kater, kapal nelayan berwarna-warni, adalah hal lain yang tidak boleh dilewatkan.
Warga Desa Burung Mandi biasanya menghiasi perahu nelayan mereka untuk mengikuti lomba perahu layar setiap tahun menjelang perayaan Dirgahayu Republik Indonesia pada bulan Agustus.
Tidak hanya Anda dapat bersantai sambil menikmati pemandangan alam dan bersantai sambil berjemur di bawah sinar matahari, tetapi Anda juga dapat berlayar dari pantai ke pulau Tang jika air laut sedang surut.
Karena kondisi ombak yang cukup tinggi, Anda harus lebih berhati-hati saat berenang. Jika Anda ingin memancing, Anda dapat menyewa perahu kater dan mencoba memancing ikan kerisi atau kirong-kirong.
Meminta bantuan salah satu warung di sekitar pantai untuk membakar ikan jika Anda berhasil mendapatkan ikan—atau mungkin tidak, karena Anda juga dapat membeli ikan dari nelayan setempat.
Pengalaman menikmati hidangan laut dan air kelapa segar di tepi pantai pasti akan menjadi pengalaman yang unik. Salah satu hal penting yang harus diperhatikan adalah waktu terbaik untuk mengunjungi Pantai Burung Mandi.
Karena cuaca yang cerah, musim kemarau, terutama dari Maret hingga Agustus, dianggap sebagai yang terbaik.
baca juga :Â Seekor Ikan Paus Terdampar di Pantai Sindeas Manduamas Tapteng
Selain itu, pastikan untuk membawa perlengkapan pantai seperti handuk pantai, makanan dan minuman, tabir surya, dan lainnya. Jaga kebersihan pantai dengan menghindari sampah sembarangan dan menghormati lingkungan.
Karena cuaca yang cerah, musim kemarau, terutama dari Maret hingga Agustus, dianggap sebagai yang terbaik.
Pantai ini memiliki fasilitas yang cukup lengkap, seperti gazebo di tepi pantai, mushola, toilet, dan warung, dan harga tiket masuknya cukup murah, yaitu Rp5.000 per orang. Penginapan atau hotel terdekat dengan pantai berada di kota Manggar, yang berjarak sekitar 20 km. (indonesiakaya.com/hm19)
