27.9 C
New York
Thursday, June 20, 2024

Misi Pariwisata Toba Unggul dan Bersinar Bisa Dikatakan Gagal

Toba, MISTAR ID

Hingga masa akhir jabatan Bupati Poltak Sitorus untuk mewujudkan Kabupaten Toba ‘Unggul dan Bersinar’, dengan salah satu misinya ‘Pariwisata Berkat dan Meriah’ dianggap hanya isapan jempol.

Pasalnya, lebih banyak gagalnya ketimbang keberhasilannya, sehingga sektor pariwisata Kabupaten Toba menjadi terpuruk.

Marandus Sirait yang dikenal sebagai pelaku wisata alam dan wisata kuliner sangat menyayangkan perhatian Pemkab Toba, khususnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) yang setengah hati untuk mengembangkan sektor pariwisata.

Baca juga:SMKN I Laguboti Hasilkan SDM Pelajar yang Terampil Dukung Pariwisata Toba

Sebelumnya pelaku pariwisata di Toba sempat tergiur dengan angin surga yang akan diberikan Pemkab setempat. Di mana salah satu misi Bupati yang memperhatikan sektor pariwisata, sehingga optimis di bawah kepemimpinan Poltak merupakan awal peningkatan dan kemajuan pariwisata Toba.

“Alih-alih peningkatan dan kemajuan, mempertahankan objek wisata yang sudah ada saja tidak mampu, apalagi mengembangkannya. Menurut hemat saya akan banyak pelaku usaha yang guling tikar, karena kurangnya pembinaan dan perhatian Pemkab Toba untuk sektor pariwisata,” ujar Marandus, pada Jumat (31/5/24).

Dirinya memberikan contoh, wisata kuliner cafe sungai yang dikelolanya dan sudah banyak pelaku usaha melakukan pembenahan dengan pembangunan di sekitaran sungai. Namun saat ini lagi dipermasalahkan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Provinsi Sumatera Utara.

“Belum lama ini pihak Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) menjembatani dalam sosialisasi dengan pengelola cafe sungai untuk mencari solusi jalan keluar dunia usaha kuliner yang berada di atas air. Nantinya kemungkinan besar akan ditutup, karena tidak dibenarkan mendirikan tenda di atas sungai,” kata Marandus.

Baca juga:Sukses Gelar Ketiga Kali, Pj Gubernur Harap Even BLOT Berdampak pada Pariwisata Sumut

Lanjut dia, dampak dari penutupan cafe sungai sangat jelas akan mematikan dunia usaha masyarakat dan wisata kuliner sektor pariwisata. Belum lagi kerugian materi yang dialami masyarakat untuk pembangunan lokasi dengan biaya yang tidak sedikit. Padahal objek wisata cafe sungai merupakan salah satu wisata favorit dalam kurun waktu terakhir.

“Sangat disayangkan di saat tujuan wisata baru yang kita ciptakan mulai digandrungi pelancong, kemudian akhirnya ditutup. Andai saja pertama dibuka Pemkab Toba, khususnya Disparbud hadir memberikan paparan dan berkoordinasi dengan BWS terkait obyek wisata cafe. Namun sampai saat ini, terkait masalah ini seakan Pemkab Toba tidak mau tahu, malah BPODT yang lebih peduli dengan melakukan pertemuan antara pengelola cafe sungai dengan BWS,” ucapnya kesal.

Sambung Marandus, tidak tahu mau dibawa kemana pariwisata Toba, karena untuk merawat dan mengembangkan objek wisata yang sudah ada tidak mampu. Begitu banyak bangunan-bangunan fisik dengan anggaran miliaran rupiah, baik yang didanai pemerintah pusat maupun Pemkab Toba sendiri ditelantarkan. Sementara pembangunan tersebut untuk meningkatkan pelayanan dan kunjungan wisatawan.

“Ketidakseriusan ini berdampak menurunnya kunjungan wisata setiap tahunnya. Seperti liburan lebaran tahun 2024, wisatawan yang datang ke Toba sangat menurun drastis dari tahun sebelumnya. Wisatawan lebih memilih kabupaten tetangga, Samosir untuk tujuan berlibur. Sebab di sana selalu ada diciptakan tujuan wisata baru yang disajikan dan hal tersebut berbanding terbalik dengan Kabupaten Toba,” pungkasnya.

Baca juga:Event Trail Of The King  Ajang Promosi Pariwisata  Kabupaten Samosir

Sebagai pelaku wisata, dia sangat menyayangkan keseriusan Pemkab Toba, khususnya Dispar yang tidak aktif dan respon dalam mengembangkan sektor pariwisata. Padahal alam Toba sangat menjanjikan untuk tujuan wisata favorit di kawasan Danau Toba. Ini karena lokasi geografis sangat strategis merupakan lintasan beberapa kabupaten di kawasan Danau Toba.

Dirinya sangat merindukan ‘Parhobas’ (pemimpin Toba) berikutnya yang benar-benar serius untuk pariwisata, sehingga mampu meningkatkan ekonomi masyarakat dari sektor itu.

“Ini agar sinkron dengan tujuan pemerintah pusat yang memberikan perhatian khusus ke Toba untuk menjadikan pariwisata berkelas dunia Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP), dan tidak menjadikan sektor pariwisata merupakan sebuah kata slogan untuk meninabobokan masyarakat. (nimrot/hm16)

Related Articles

Latest Articles