6.9 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Tips Memilih Saham, Perlunya Menggunakan Analisa Fundamental

Medan, MISTAR.ID

Ketika seorang investor memutuskan untuk berinvestasi di pasar modal, setiap individu yang memilih instrumen investasi seperti saham. Investor perlu melakukan analisis terhadap instrumen yang akan dipilih. Ada dua jenis analisis yang biasa digunakan oleh para investor, yakni analisis fundamental dan  analisis teknikal.

Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Sumatera Utara, Pintor Nasution menerangkan, analisis fundamental biasa dijuluki “Hope”, karena dilatarbelakangi pada analisis jangka panjang. Sementara, analisis fundamental sering disebut dengan “Current”, karena diperlukan analisis pada peristiwa yang terjadi saat ini.

“Analisis fundamental ini meliputi analisis terhadap ekspektasi kinerja saham, analisis industri, analisis makro dan mikro ekonomi, serta analisis jangka panjang. Analisis fundamental penting untuk dipelajari, karena masing-masing sektor industri memiliki karakteristik sendiri mengenai siklus bisnisnya yang dapat menentukan kinerja dari perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia atau disebut dengan emiten,” terang Pintor Nasution, Minggu (17/7/22).

Baca juga:Investor Saham di Sumut Tumbuh Signifikan, Kelompok Milenial Mendominasi

Disebutkannya, setiap perusahaan memiliki keunikan kinerja bisnis dan keuangan yang perlu dianalisis untuk dipelajari. Dengan mempelajari hasil analisis fundamental, seorang investor dapat memahami berbagai hal yang berhubungan dengan kondisi keuangan suatu perusahaan untuk mengetahui sifat-sifat dasar dan karakteristik operasional dari perusahaan, yang tujuannya untuk mengetahui ekspektasi kinerja perusahaan dan harga sahamnya di masa depan.

“Analisis fundamental juga mencakup lingkup ekonomi, hal ini dikarenakan kinerja setiap perusahaan juga dipengaruhi oleh situasi perekonomian di negara tempat perusahaan itu beroperasi. Analisis ekonomi mempelajari potensi perekonomian suatu negara di masa mendatang dengan menggunakan data historis maupun data terkini,” katanya.

Variabel minimal dalam analisis ekonomi mencakup Produk Domestik Bruto (PDB), agregat barang dan jasa yang telah diproduksi oleh ekonomi nasional dalam suatu periode tertentu, dan inflasi yang menjadi indikator kenaikan harga barang dan jasa yang diproduksi oleh sistem ekonomi dalam periode tertentu.

“Selain itu, analisis ekonomi juga mengukur tingkat bunga yang menjadi indikator biaya modal dalam suatu sistem ekonomi sebagai data pembanding untuk mengukur tingkat keuntungan investasi. Tingkat bunga akan menggambarkan fluktuasi nilai tukar yang menjadi indikator nilai rupiah dibandingkan dengan mata uang negara lain,” bebernya.

Analisis Industri juga dibutuhkan untuk mempelajari keadaan kompetitif dari suatu sektor industri  terhadap sektor lainnya, serta mengidentifikasi perusahaan-perusahan yang mempunyai potensi pada suatu sektor industri tertentu. Beberapa indikator penting dalam analisis industri terdiri dari penjualan, laba, dividen, struktur modal, regulasi dan inovasi.

“Tujuan dari analisis ini ialah untuk menilai prospek industri di masa mendatang. Kelompok  analisis  industri terdiri atas growth industry, defensive industry dan cyclical industry. Analisis keuangan perusahaan dapat dilakukan salah satunya dengan mengamati laporan keuangan yang setiap tahun wajib menerbitkan laporan keuangan dan dipublikasi kepada publik sebanyak empat kali, dan minimal satu kali di antaranya merupakan laporan keuangan yang telah diaudit akuntan publik pasar modal,” jelasnya.

Baca juga:Tren Investasi Saham, Millenial Harus Tahu Strategi

Setelah melakukan analisis keuangan perusahaan, analisis ekonomi,  analisis industri, dan analisis pasar. Investor bisa menyeleksi serta memilih saham-saham yang hendak dijadikan instrumen investasi atau dimasukkan ke dalam portofolio investasi. Setiap perusahaan sekuritas mengeluarkan hasil analisis fundamental dari setiap perusahaan. Dengan begitu, para investor akan dimudahkan dalam proses  mempelajarinya.

“Berinvestasilah dengan pertimbangan analisa  dari diri sendiri, dan jangan memilih saham hanya karena mengikuti tren yang beredar di sosial media yang bisa menyebabkan kerugian pada seorang investor,” tukasnya. (anita/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles