10.6 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Studi Baru Kendalikan Populasi Nyamuk Penyebab Demam Berdarah

Jakarta, MISTAR.ID

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit yang berbahaya jika terlambat menanganinya. Pada umumnya, penyakit ini mulai banyak terjadi pada musim hujan atau musim pancaroba. Untuk itu, penting sekali dilakukan pengendalian terhadap populasi nyamuk tersebut.

DBD sendiri ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina. Metode ini menggunakan pendekatan berbasis Pengulangan Palindromik Pendek Berjarak Secara Teratur (CRISPR) untuk merekayasa nyamuk yang dapat disebarkan sehingga menekan populasi.

Menggunakan CRISPR, teknik ini mensterilkan nyamuk jantan dan membuat nyamuk betina, yang menyebarkan penyakit sehingga tidak bisa terbang.

Baca Juga:Demam Berdarah Penyebab Kematian Tertinggi Kedua di Siantar

Profesor Ilmu Biologi dari UC San Diego Profesor Omar Akbari mengatakan, sistem a precision-guided sterile insect technique atau pgSIT dapat diimplementasikan dengan menyebarkan telur jantan steril dan betina, yang tidak dapat terbang di lokasi target di mana penyebaran penyakit yang ditularkan oleh nyamuk terjadi.

“Seperti yang dibayangkan, telur pgSIT dapat dikirim ke lokasi yang terancam oleh penyakit yang ditularkan nyamuk atau dikembangkan di fasilitas yang dapat menghasilkan telur untuk disebarkan di area tersebut,” ujar Prof Akbari.

Setelah telur pgSIT dilepaskan di alam liar (biasanya mencapai maksimal 100-200 telur pgSIT per Aedes aegypti dewasa) pgSIT jantan steril akan muncul dan akhirnya kawin dengan betina, sehingga bisa menurunkan populasi nyamuk Aedes aegypti liar.

Baca Juga:Demam Misterius di India, Dalam Sepekan Tewaskan 40 Anak

“Didukung oleh model matematika, data empiris menunjukkan bahwa pgSIT jantan yang dilepaskan dapat bersaing, menekan dan bahkan menghilangkan populasi nyamuk. Teknologi platform ini dapat digunakan di lapangan, dan disesuaikan dengan banyak vektor untuk mengendalikan populasi nyamuk liar guna mengurangi penyakit dengan cara yang aman, terbatas, dan reversible,” ujar Prof Akbari.

Menurut para ilmuwan, teknik itu bisa diarahkan ke spesies lain selain Aedes aegypti yang juga berpotensi menyebarkan penyakit. Para ilmuwan mencatat, studi ini menunjukkan pgSIT mungkin merupakan teknologi yang efisien untuk pengendalian populasi nyamuk dan contoh pertama yang cocok untuk pelepasan di dunia nyata.

Di masa depan, pgSIT dapat menyediakan teknologi generasi berikutnya yang efisien, aman, terukur, dan ramah lingkungan untuk pengendalian populasi liar nyamuk penyebar penyakit yang menghasilkan pencegahan penularan penyakit pada manusia secara luas. (medcm/hm12)

Related Articles

Latest Articles