10.6 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Tes DNA Ternyata Bukan Ilmu Baru, Sudah Ada 1.600 Tahun Lalu

Jakarta, MISTAR.ID

Kita tentu sudah sering mendengar yang namanya Tes DNA atas Tes Deoxyribonucleic acid. DNA ini disebut juga sebagai rantai molekul yang berisi materi genetik yang khas pada setiap orang, merupakan warisan manusia yang diturunkan dari generasi ke generasi dan menjadi penemuan penting bagi kehidupan.

Dari perjalanan sejarah juga, DNA ternyata menyimpan banyak fakta. Takta itu tidak hanya sebatas sejarah manusia, tapi jejaknya bisa kita telusuri hingga zaman nenek moyang manusia sejak 180 ribu tahun lalu. Atau masa ketika nenek moyang umat manusia bermigrasi dari Afrika ke wilayah-wilayah lain di muka Bumi, termasuk Indonesia.

“Our genom carry story of evolution” (Genom kita menyimpan cerita evolusi), demikian kutipan dari seorang biologis molekular dan sel, Kenneth Miller. “Tertulis dalam DNA bahasa genetik molekukar dan cerita ini tak terbantahkan.”

Baca Juga: Dame Sarah Gilbert, Ilmuwan Penemu AstraZeneca yang Jadi Boneka Barbie

Herawati Sudoyo, peneliti genetika dari Lembaga Eijkman pun sepakat akan hal itu. Ia menuturkan tes DNA tidak hanya berguna untuk melihat identitas seseorang dan siapa orang tua kandung dari seorang anak seperti banyak dibicarakan saat ini saja.

Tapi pola-pola genom yang tersimpan dalam catatan DNA tubuh manusia ini menyimpan catatan hingga 180 ribu tahun lalu, seperti tertulis dalam buku saku Herawati Sudibyo, ‘Membaca Genom, Menguak Tabir Asal Usul’.

Sejarah DNA dikatakan sudah ada sejak 5.000 SM sebagai hasil penelitian seorang biarawan Agustinian, Gregor Mendel yang dikenal sebagai bapak genetika.

Baca Juga: Ini 8 Peristiwa Bersejarah di Dunia Pada Abad 18

Seperti dilansir dari Science News, penelitian ini dilakukan berdasarkan hipotesis Aristoteles seperti dilansir News Medical Life Scienses hari ini. Teori ini diperkenalkan sekitar 1.600 tahun setelah 5.000 SM menjelaskan bagaimana sifat-sifat organisme diwariskan.

Penemuan DNA  sejak saat itu telah menjadi salah satu penemuan terpenting yang dapat mengubah dunia. Dalam sebuah penelitian untuk membuktikan hipotesis Aristoteles, Mendel melakukan percobaan menggunakan tanaman kacang polong pada tahun 1857.

Ia memilih karakteristik spesifik dari kacang untuk dipelajari dan hasil penelitiannya menemukan bahwa identitas tanaman yang tumbuh memiliki karakteristik yang sama dengan induknya.

Baca Juga: Ambisi Raksasa Dunia, China dan AS dalam Menguasai Teknologi

DNA terbentuk dari sejumlah deoksiribosanukleotida. DNA yang tersusun akan membentuk gen dan gen membentuk kromosom.

Pada manusia terdapat 23 pasang kromosom atau 46 kromosom. Pada pasangan kromosom ini, sebanyak 22 pasang akan terlihat sama pada pria dan wanita, kromosom ini disebut autosom.

Hanya 1 pasang kromosom yang berbeda pada pria dan wanita yang disebut dengan kromosom seks.

Pada wanita, kromosomnya adalah XX sedangkan pada pria adalah XY. Lebih detail lagi, masing-masing sel reproduksi manusia, yaitu sel telur dan sperma, masing-masing membawa 23 kromosom.

Sehingga jika terjadi pembuahan, maka sel akan menjadi satu kesatuan yang utuh dengan 46 kromosom. DNA tersusun atas dua zat basa purin, yaitu adenin (A) dan guanin (G), serta dua zat basa pirimidin, yaitu sitosin (C) dan timin (T).

Masing-masing purin akan berikatan dengan satu pirimidin. Sehingga formasi DNA akan memasangkan A dengan T, sedangkan C berpasangan dengan G. Pasangan ini akan berikatan dengan gula deoksiribosa di bagian luar dan membentuk satu unit nukleotida.(CNN/sindonews/hm02)

 

Related Articles

Latest Articles