“Watermark ini berfungsi agar foto tidak dimanipulasi. Seperti pemotongan, pengubahan ukuran, perubahan warna, tangkapan layar, kompresi gambar, noise, lapisan stiker, dan banyak lagi,” kata Meta dalam postingannya.
Meta menegaskan tujuan mereka untuk menyajikan watermark yang tidak terlihat pada banyak produk mereka, khususnya pada gambar yang dihasilkan oleh AI di masa mendatang.
Meskipun teknik watermarking pada seni generatif bukanlah sesuatu yang baru, Meta ingin menerapkan watermark yang tahan terhadap berbagai manipulasi gambar umum. Beberapa perusahaan lain, seperti Imatag dari Prancis dan Steg.
AI, juga menggunakan model AI untuk menerapkan watermark yang dapat bertahan dari perubahan ukuran dan pengeditan. Sayangnya, platform Imagine with Meta belum dapat diakses di Indonesia. Belum diketahui kapan Meta akan merilisnya di Indonesia. (tech crunch/hm20)
