Burgess juga menyoroti dampak pemanasan yang signifikan di laut, dengan tercapainya rekor baru untuk suhu permukaan laut global pada bulan Februari yang kembali terpecahkan pada bulan Maret.
“Kondisi ini sungguh tidak biasa,” katanya. Lautan, yang mencakup 70 persen permukaan bumi, telah memainkan peran penting dalam menjaga bumi tetap layak huni dengan menyerap sekitar 90 persen dari panas berlebih yang dihasilkan oleh polusi karbon dari aktivitas manusia sejak awal era industri.
Dengan lautan yang semakin hangat, akan terjadi peningkatan uap air di atmosfer. Para ilmuwan menyatakan bahwa udara dapat menampung sekitar tujuh persen lebih banyak uap air untuk setiap kenaikan suhu 1 derajat Celsius.
Baca juga:Â Ilmuan Temukan Samudra di Bawah Permukaan Bumi
Hal ini menyebabkan cuaca menjadi semakin ekstrem, seperti angin kencang dan hujan lebat. Fenomena cuaca ekstrem terjadi di berbagai belahan dunia, seperti banjir terparah di Rusia dalam beberapa dekade terakhir. Selain itu, beberapa wilayah di Australia, Brasil, dan Prancis juga mengalami bulan Maret yang sangat basah.
“Kita tahu bahwa semakin panas atmosfer global kita, semakin banyak kejadian cuaca ekstrem yang akan kita alami, semakin buruk, dan semakin intens,” kata Burgess. (cnn/hm20)
