12.8 C
New York
Tuesday, April 30, 2024

Gunung Timau NTT Jadi Lokasi Calon Observatorium Terbesar Asia Tenggara

Jakarta, MISTAR.ID

Observatorium yang digadang-gadang bakal jadi yang terbesar di Asia Tenggara tengah dibangun di Gunung Timau, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Apa alasan pemilihan lokasi itu?

Organisasi Riset Penerbangan dan Antariska Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam unggahan di Instagram resminya mengatakan lokasi di Gunung Timau merupakan wilayah yang punya durasi langit cerah paling lama di Indonesia.

“Telah dilakukan studi selama 5 tahun fraksi malam terhadap langit di Indonesia. Hasilnya, wilayah kupang memiliki langit cerah paling banyak dalam setahun dibanding tempat-tempat lain di Indonesia,” ujar penutur dalam unggahan video itu.

Baca juga: Di ‘Planet Neraka’ Ini, Setahun Cuma Berlangsung 17,5 Jam

Terpisah, Kepala Balai Observatorium Nasional Kupang Bambang Suhandi mengatakan pertimbangan itu diambil usai dilakukan studi. Hasilnya, wilayah Timau masih minim polusi cahaya sehingga optimal untuk pengamatan astronomi.

“Kawasan Gunung Timau masih minim polusi cahaya, sehingga langitnya baik untuk pengamatan astronomi,” ujarnya kepada media pada 2020.

Bambang menjelaskan Observatorium Nasional (Obnas) Timau dibekali cermin majemuk berukuran 3,8 meter. Teleskop itu merupakan kembaran dari Teleskop Seimei milik Universitas Kyoto, Jepang.

Lewat Obnas dan teleskop tersebut, dia memprediksi peneliti di Indonesia dapat melakukan lebih banyak hal, mulai pencarian planet hingga menguak misteri materi dan energi gelap.

Di samping itu ia menyampaikan masyarakat juga boleh berkunjung ke Obnas jika transportasi umum dan akomodasi sudah tersedia. Proyek yang menghabiskan anggaran hingga Rp340 miliar itu dibangun di atas tanah seluas 40 hektare, di Kawasan Hutan Lindung Gunung Timau pada ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut.

Baca juga: Tujuh Orang Tewas Akibat Gelombang Dingin di Xinjiang

Lokasinya terbilang jauh dari pemukiman penduduk yang biasanya menyebabkan polusi cahaya dan polusi udara sebagai gangguan pengamatan astronomi.

Kepala ORPA BRIN Robertus Heru mengungkapkan pembangunannya “secara teknis akhir bulan Februari selesai”.

“Bangunannya nanti menyerupai Observatorium Bosscha, namun teleskopnya jauh lebih gede daripada di Bosscha. Ini akan menjadi yang terbesar di Asia Tanggara,” kata dia, Senin (10/1/23). (cnn/hm09)

Related Articles

Latest Articles