13.3 C
New York
Friday, May 10, 2024

BRIN Komitmen Cari Solusi Jaga Kualitas Udara Indonesia

Jakarta, MISTAR.ID

Dengan bantuan Pusat Riset Iklim dan Atmosfer (PRIMA) BRIN, Organisasi Riset Kebumian dan Maritim (ORKM) menekankan masalah polusi udara. BRIN berkomitmen untuk membantu mencari solusi praktis untuk meningkatkan kualitas udara di Indonesia.

Albertus Sulaiman, kepala PRIMA BRIN, menyatakan bahwa orang menghirup polusi udara berbahaya bagi kesehatan tanpa disadari saat mereka berpergian. PM 10 dan PM 2.5 adalah nama partikel udara yang dihirup oleh manusia.

Dalam acara Monitoring dan Evaluasi Kelompok Riset PRIMA pada Rabu (7/6/23), dia menyatakan, “Riset terkait aerosol di PRIMA sudah berjalan sejak tahun 2021 dan berlanjut di tahun 2023, sebagai kawasan cekungan. Saat atmosfer Kota Bandung stabil, PM 2.5 hanya berputar di cekungan tersebut.”

Baca juga : Evaluasi Kualitas Udara Perkotaan, Pemko Medan Uji Emisi Gratis

Albert menjelaskan bahwa udara panas, kebakaran, dan polusi lingkungan dapat menyebabkan peningkatan partikel udara PM 2.5. Jika dihirup, partikel ini berbahaya bagi tubuh, terutama paru-paru dan jantung.

Dia menyatakan bahwa “PM juga disebut sebagai polusi partikel” dan merujuk pada campuran partikel padat dan cair yang ditemukan di udara dalam bentuk partikel seperti debu, kotoran, jelaga, dan asap.

Albertus mengatakan bahwa konsentrasi PM 2.5 di Kota Bandung saat ini 8.4 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO, yang merupakan tingkat polusi yang tidak sehat bagi kelompok rentan.

Dia kemudian menyatakan bahwa PRIMA Air Quality and Chemical Research Group bekerja sama dengan lembaga lain. Dalam hal indeks kualitas udara, pekerjaannya mencakup penyediaan data satelit dan melakukan prediksi menggunakan metode pemodelan.

Sivitas PRIMA tengah, bersama dengan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB), bergabung dalam Asosiasi Aerosol Indonesia. Diharapkan bahwa kerja sama ini akan memberikan umpan balik kepada pemerintah mengenai kebijakan yang harus diterapkan, katanya.

Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Kelompok Riset bertujuan untuk mengingat kembali tujuan yang telah ditetapkan oleh Kepala ORKM dan menilai capaian kelompok riset sampai Juni 2023.

Selain target tersebut, peneliti PRIMA harus memiliki kualifikasi akademik S3. Delapan kelompok penelitian melaporkan rencana dan pencapaian mereka untuk PRIMA. (KBRN/hm19)

Related Articles

Latest Articles