24.5 C
New York
Tuesday, June 4, 2024

Eating Disorder dan Gangguan Siklus Menstruasi Remaja

Jakarta, MISTAR.ID

Ahli Endokrinologi Anak dr. Frida Soesanti, Sp.A(K) mengungkapkan eating disorder atau gangguan makan bisa mengganggu siklus menstruasi dan berdampak buruk bagi kesehatan remaja putri.

Gangguan makan yang dimaksud dikenal dengan nama ilmiah Anoreksia nervosa dan biasanya dialami remaja karena ketakutan memiliki kelebihan berat badan.

“Jadi cukup banyak pasien itu mengalami eating disorder (anoreksia nervosa) dan akhirnya mengganggu menstruasinya. Biasanya mereka mau mengikuti standar di media sosial menjadi kurus,” kata Frida dalam siaran langsung di Instagram Departemen Ilmu Kesehatan Anak Universitas Indonesia, Senin (3/4/23).

Baca Juga:Tips Terapi Atasi Kecemasan Remaja Pada Masa Pandemi

Frida menjelaskan gangguan makan tentunya membuat tubuh remaja menjadi kekurangan gizi serta berat badan yang akhirnya berdampak pada gangguan siklus menstruasi.

Padahal dalam kondisi normal, siklus menstruasi wanita dapat terjadi setiap bulannya dengan syarat tubuh minimal memiliki 20 persen lemak.

Namun saat seorang remaja putri mengalami gangguan makan, biasanya tubuhnya tidak memiliki lemak yang cukup sehingga tubuhnya tidak mampu bekerja dengan optimal.

Ketika remaja mengalami gangguan menstruasi, kinerja hormon yang berada di dalam tubuhnya menjadi tidak seimbang dan berdampak pada kesehatan lainnya.

Frida mencontohkan salah satu masalah hormon yang mungkin timbul pada remaja putri dengan gangguan menstruasi ialah osteoporosis.

Baca Juga:5 Permasalahan Psikologis yang Kerap Dialami Remaja

“Hormon estrogen yang harusnya dihasilkan tubuh memiliki fungsi antiosteoporosis alami bagi wanita. Ketika hormon itu tidak dihasilkan maka akhirnya tulang remaja tersebut jadi lebih rapuh,” ujarnya.

Untuk mengatasi gangguan menstruasi tersebut maka, menurut Frida, diperlukan penanganan yang tepat tidak hanya dari dokter spesialis endokrin tapi juga membutuhkan pendampingan dari dokter anak, ahli gizi, psikolog serta psikiater.

Dengan demikian, remaja putri tersebut bisa menyembuhkan gangguan makannya sekaligus berangsur memperbaiki siklus menstruasi menjadi teratur kembali.

Frida juga menyarankan bagi para orang tua agar dapat sering berkomunikasi dengan remaja putrinya untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi sang buah hati saat menghadapi masa puber termasuk menghadapi menstruasi.

“Orang tua juga harus sering ajak ngobrol anaknya, karena ternyata di masa sekarang ini penyebab gangguan menstruasi pada remaja banyak terjadi karena mental health problem. Jadi kita bantu remaja putri ini memahami perubahan di dalam dirinya,” ujar Frida.(antara/hm01)

 

Related Articles

Latest Articles